Yup, explore Kuala Lumpur seharian
mungkin banget gan. Trus bagaimana caranya? Rute-rutenya gimana? Apa saja
tempat-tempat rekomended buat dikunjungi? Pakai transportasi apa? Kalau mau
nginep mendingan dimana? Kuliner apa saja yang kudu disantap? Wowowowoy, sabar
dulu gan, sabar. Akan ane bahas satu persatu di tulisan ane berikut. Budgetnya
berapa? Iya gan, tenang, akan ane share juga rincian biaya nya disini. Monggo,
silahkan dilanjut gan.
Tulisan ini adalah lanjutan dari
rangkaian tulisan ane sebelumnya: 19312 Story, 1 Trip,9 Kota di 3 Negara, Selama 12 Hari. Khusus di artikel ini ane share
pengalaman trip hari pertama ane di kota pertama yang ane kunjungi: Kuala
Lumpur. Jujur aja, ane sebenarnya tidak terlalu banyak mengetahui seluk beluk
detail mengenai Kuala Lumpur ini. Karena hingga menjelang hari-H keberangkatan,
ane sudah tidak sempat lagi melakukan survey mendalam mengenai rute-rute yang
akan ane tempuh di sini. Cuma masukin Kuala Lumpur di hari pertama itinerary,
that’s all :D. Prinsip “gimana entar aja” lebih dominan disini daripada “entar
gimana”..hoho. Walaupun demikian akan ane coba share pengalaman yang telah ane
lalui selama pusing-pusing di Maleysie
ini... Atuuuk, ooy atuuuk.. betul, betul, betul...
Landing di Bandara KLIA 2
Berangkat dini hari dari
Sukabumi, subuh nyampe di Bandara Soekarno Hatta, pagi take off, siang nya
sudah landing di Bandara KLIA 2. Bandara KLIA 2 ini bandara yang baru dibangun.
Pesawat LCC yang tadinya nangkring di Bandara bernama LCCT (Low Cost Carier
Terminal), sekarang di pindahkan ke KLIA 2 ini. Area bangunan dan area landasan
cukup besar, namun masih terlihat sepi. Setelah melewati proses pengecekan
paspor oleh petugas imigrasi, ane langsung bergegas mencari suatu tempat yang berlogo
“information center”. Karena ane masih nge-blank banget dari sini mau kemana,
belum tau rute-rute nya. Dan inilah senjata sakti yang diberikan oleh petugas
bagian informasi bandara yang menjadi panduan jitu ane selama “pusing-pusing”
di Kuala Lumpur: peta wisata!
Peta wisata Kuala Lumpur. [pict: klcitygallery.com] |
KL Sentral, pusat transportasi umum di Kuala Lumpur
Untuk menuju pusat kota dari
bandara KLIA 2 ini, ane harus menuju KL sentral terlebih dahulu. Ada 2 rute yg
bisa ditempuh, yaitu pakai kereta atau pakai bus. Pakai kereta lebih cepat,
tiket lebih mahal. Sedangkan kalau pakai bus waktu tempuh lebih lama, tiket nya
lebih murah. Ane pilih pakai bus. Beruntungnya ane di bus bisa ngobrol panjang
lebar dengan penumpang yg duduk di sebelah ane. Dari penumpang tersebut ane
jadi dapat banyak informasi seputar sightseeing yang recomended di Kuala Lumpur.
Cup dah, ane tandain beberapa titik di peta, lalu bikin strategi singkat untuk
menempuh rute yang paling efektif dan efisien. Tidak lupa pula ane catat
informasi penting dari Mbak ini, ternyata ada bus gratis, namanya Go KL. Wajib
di coba :D
KL Sentral, pusat transportasi umum di Kuala Lumpur |
Si koin plastik
Dua hal unik yg ane temui saat
berada di KL sentral ini adalah cara pembelian tiket kereta dan bentuk tiket
keretanya. Pembelian tiket dilakukan melalui vending machine (ane sempat planga
plongo, takjub juga ternyata Malaysia selangkah lebih maju, di Jakarta aja blum
ada yang beginian...xixixi). Penggunaan tiket vending machine ini cukup
sederhana, hanya lebih kurang 3 - 4 step saja: pilih bahasa (ada bahasa english
ko), pilih rute (cukup dg memilih stasiun yang dituju), terus pembayaran (masukan
uang pada tempatnya), terakhir kluar tuh tiket dalam bentuk koin plastik.
Ticket vending machine (kiri) dan tiket kereta berbentuk koin plastik (kanan) |
Adapun cara pemakaian tiket koin plastik ini hampir sama dengan stasiun kereta di Jepang. Pada saat akan melewati portal masukkan tiket koin tersebut, portal akan terbuka otomatis. Lalu ambil lagi koin nya yg keluar di arah depan portal. Beda nya, kalau di jepang tiket nya pakai tiket kertas bukan koin plastik. Untuk keluar dari stasiun cara nya hampir sama seperti masuk. Hanya saja setelah melewati portal, koin plastiknya tidak perlu di bawa lagi, karena sudah otomatis tersimpan di dalam mesin portal tersebut.
Bus gratis Go KL
Dari KL sentral dilanjutkan
dengan kereta, akhirnya tibalah ane di stasiun pasar seni. Dari pasar seni inilah
akses untuk naik bus gratis Go KL ke Bukit Bintang. Rencana nya ane mau ke
penginapan dulu buat naro tas ransel, sembari istirahat sejenak. Bus Go KL ini
ada 2 jalur: jalur hijau dan jalur ungu. Adapun rute-rute nya ane lampirin di
bawah.
Paradise vs paradiso
Setelah turun dari bus di daerah
Bukit bintang, baru deh ane keluarin catatan alamat penginapan yang akan
dituju: 116-B Jalan Bukit Bintang, Kuala Lumpur. Waks, Cuma ini doang?
Kenyataan nya daerah Bukit Bintang cukup besar juga. Waktu itu sempat kepikiran,
kenapa ane ga siapin peta lokasi penginapan nya dari kemaren-kemaren..huhu.. Akhirnya
mau tidak mau ane harus back to nature,
kembali ke teknologi konvensional: teknologi bacot! Dari sekian banyak orang
yang ane tanyai, salah satunya adalah Bapak-bapak petugas kebersihan disana.
Sempat salam-salaman dan ngobrol ringan sejenak. Udah kayak ketemu teman lama
aja..xixixi.. Bapak ini bercerita singkat mengenai kisah perantauannya dari
ranah Jawa ke Malaysia ini. Terakhir ane kembali ke topik utama pembicaraan,
ternyata si Bapak ini juga ga tau alamat penginapan yang ane maksud..haha.. Setelah
nanya sana sini, plus muter-muter keliling Bukit Bintang selama sejam lebih,
akhirnya ane sampai juga ke penginapan yang dituju.
Sesampai di penginapan ane
dihampiri oleh resepsionis untuk proses check in. Sambil menunggu resepsionis
memeriksa nama ane di daftar pengunjungnya, ane perhatikan kondisi sekitar.
Sempat ga yakin juga dengan penginapan yang ini, terlihat kurang rapi dan
kurang bersih. Dan ternyata, nama ane ga ada di daftar pengunjung. Duh, kenapa
lagi ini? Setelah memeriksa bukti boking penginapan yang ane bawa, ternyata
penginapan ane bukan disini, tempat yang ane boking adalah paradiso, kalau yang
ini namanya paradise (wuiiihh..beda 1 huruf terakhir doang). Untungnya
resepsionis ini tau lokasi penginapan yang dimaksud. Ane harus jalan kaki lagi
sekitar 500 meter dari sini. Dan di paradiso yang asli ini tempat nya jauh
lebih meyakinkan dari pada tempat yg ane kunjungi sebelumnya.
Info:
Paradiso Bed & Breakfast, termasuk
rekomended buat ane karena:
- Harga cukup murah, semalam cuma kisaran 30 ringgit saja
- Lokasi strategis, berada di kisaran area pusat perbelanjaan di bukit bintang, dekat dengan jalur bus Go KL, dan stasiun monorel.
- Bersih dan nyaman, resepsionis nya juga ramah dan informatif
- Akses wifi gratis, dan disediakan juga 1 unit PC untuk keperluan browsing, google maping, reservasi online, dsb.
- Plus dapat sarapan pagi gratis. Nah ini nih penting..wakwkwk
Untuk reservasi bisa langsung via
web di alamat berikut: www.paradiso-kl.com
Note:
Untuk reservasi penginapan via
online di paradiso ini harus menggunakan kartu kredit. Namun pembayaran via
kartu kredit ini ternyata hanya untuk semacam uang muka boking saja. Pembayaran
real-nya dilakukan saat agan datang dan check in di penginapan tersebut.
Sayangnya, info ini baru ane dapatkan belakangan, on the spot, saat sudah
berada di lokasi penginapan. Akibatnya hampir setengah dari uang saku yang ane
bawa habis untuk pembayaran biaya penginapan plus deposit nya (asli, biaya yang
beginian di luar dugaan ane). Saat itu ane cuma bawa uang ringgit sejumlah 100
RM saja. Setelah dipotong biaya transport dari bandara ke Bukit bintang dan
biaya penginapan, uang yang ane pegang cuma tinggal sekitar 55 RM saja, padahal
ane belum kemana-mana..huhu.. Konsekuensi nya ane harus atur semaksimal mungkin
jadwal makan ane, alias tahan lapar semaksimal mungkin. Makan nya ntar aja
belakangan, kalau udah beres ngunjungi spot-spot sightseeing disana. Itupun klo
masih ada uang ringgit yg tersisa :D
Peta lokasi Paradiso Bed & Breakfast yang telah ane search pake google map. Lokasinya bersebelahan dengan McDonald, dekat persimpangan stasiun monorel Bukit Bintang. |
Batu Caves
Setelah solat dan istirahat
sejenak di penginapan, ane putuskan untuk mengunjungi sightseeing paling jauh
dulu yakni Batu Caves. Rute nya: naik bus Go KL dari Bukit Bintang ke Pasar Seni,
trus jalan kaki dari Pasar Seni ke stasiun Kuala Lumpur, lalu naik kereta dari
stasiun Kuala Lumpur ke stasiun Batu Caves. Nah, sightseeing Batu Caves ini
lokasi nya berada di sekitar area stasiun Batu Caves (stasiun terakhir di jalur
tersebut).
Yang pertama kali ane temui saat
mengunjungi batu caves ini adalah kuil-kuil tempat ibadah umat Hindu. Sebagaimana
sempat ane baca sekilas di google, ternyata memang banyak monyet-monyet yang
berkeliaran di area sini. Monyet-monyet tersebut berasal dari atas bukit dan
berkeliaran di sekitar kuil untuk mencari remah-remah makanan. Hati-hati kalau
agan lagi bawa makanan, monyet-monyet disini terkenal galak kalau liat makanan.
Bakalan langsung di sambar. Ciaaaatt!!
Terus berjalan ke arah dalam, terdapat
terdapat beberapa bangunan lagi seperti kuil. Banyak banget patung-patung dewa
Hindu di sini yang ane tidak tau nama nya patung apa. Setelah berjalan terus ke
bagian dalam lokasi, akhirnya ane menemukan pemandangan yang cukup mempesona.
Berdiri dengan megahnya sebuah patung raksasa berwarna emas, yang di sebelahnya
terhampar anak tangga ke atas menuju ke sebuah goa, goa batu.
Batu Caves. Goa batu nya berada di ujung paling atas anak tangga tersebut. |
Banyak pengunjung berhenti cukup
sampai di sini saja, tidak naik ke atas bukit, karena anak tangga nya sangat sangat
buaanyaaak sekali. Perlu mental baja dan kemauan kuat untuk mendaki anak tangga
ini hingga sampai ke puncak teratas (lebay..xixixi). Karena penasaran ingin
tahu di atas nya kayak apa, akhirnya ane telusuri anak tangga itu satu persatu.
Dan ternyata pemandangan di dalam area goa batu ini benar-benar unik dan keren,
dan jarang ane temui ditempat lain. Hanya orang-orang berkeinginan kuat dan
bermental baja sajalah yang bisa menikmati pemandangan di dalam goa batu ini
(yaaahh..dibahas lagi..xixixi). Untuk foto-foto lainnya termasuk bagian dalam
batu caves yang menakjubkan ane lampirkan di sini.
Jalan kaki keliling kota Kuala Lumpur
Setelah puas mengunjungi batu
caves, dan jeprat-jepret sana sini. Ane melanjutkan perjalanan untuk explore
pusat kota Kuala Lumpur. Jalur yg ane tempuh sama dengan sebelumnya, hanya
berbalik arah saja, yaitu naik kereta dari stasiun Batu Caves menuju stasiun Kuala
Lumpur. Dari sini ane lanjutkan berjalan kaki menyusuri sepanjang sisi jalan di
pusat kota Kuala Lumpur.
Salah satu sudut jalan kota Kuala Lumpur |
Sambil berjalan kaki, ane
melewati beberapa tempat keramaian maupun yang tidak ramai sekalipun. Jadi
ceritanya ini jalan kaki jalur bebas tanpa rute yang pasti, pergi mengikuti
kemana pun angin kuala lumpur berhembus..hoho. Beberapa tempat yang ane lewati
antara lain: tempat nongkrong sekaligus pusat jajanan kuliner bagi turis-turis
asing dan penduduk lokal di sepanjang jalan. Nama daerah nya ane ga tau pasti, mirip-mirip
pecinan gitu, mayoritas yang dijajakan di sini adalah souvenir etnis china
serta berbagai ragam masakan china yang kebanyakan dibuat dari olahan dagingnya
si bob, yang tidak halal tentunya.
Berikutnya ane melewati kasturi
walk. Waktu itu di sana lagi rame banget, karena ada event konser musik jalanan
gitu. Oya di area kasturi walk ini juga banyak yang jualan kuliner khas melayu
yang cukup menggiurkan (namun apa daya berhubung uang di kantong lagi cekak,
ane terpaksa harus puas hanya dengan melihat dari kejauhan saja tanpa
membeli..huhu). Lalu ane terus berjalan menyusuri bangunan-bangunan tua di
sepanjang jalan serta beberapa spot-spot bagus di sekitar nya. Hingga sampailah
ane di Masjid Jamek. Setelah gempor berjalan kaki ke sana kemari, berikutnya
ane lanjutkan naik kereta ke stasiun KLCC. Naiknya di stasiun Masjid Jamek.
Menara Kembar Petronas di KLCC
Dari berbagai informasi yg ane
dapatkan bahwa spot terbaik mengunjungi menara petronas adalah di malam hari.
Jadilah menara petronas menjadi tujuan sightseeing terakhir ane. Menara
petronas ini berada di area Kuala Lumpur City Center (KLCC), lebih tepatnya di
Suria KLCC – sebuah bangunan mall raksasa yang cukup elit di sana. Di
pekarangan Suria KLCC ini, di dekat kolam di halaman belakang, saat itu sedang
berlangsung pertunjukkan musik instrument secara live. Hebatnya alunan musik yang
dibawakan tersebut diikuti oleh gerakan-gerakan variatif dari beberapa air
mancur di tengah kolam tersebut. Air mancur ini bergerak sangat atraktif ke
berbagai arah, tinggi rendah, warna warni, dan senada. Kesemua gerakan air
mancur tersebut benar-benar senada dengan musik yg sedang dimainkan. Keren
banget!!
Special instrument performance, diiringi oleh gerakan artistik nan atraktif dari pancaran-pancaran air mancur di area pekarangan menara petronal KLCC |
Nasi lemak, oh nasi lemak
Berdasarkan info dari rekan kerja
ane yang orang Malaysia, kuliner khas Malaysia yg kudu di santap di sini antara
lain nasi lemak dan nasi ayam (chicken rice). Berhubung budget ane pas-pasan,
ane harus milih salah satu. Nasi lemak menjadi prioritas ane, karena menurut
ane ini jauh lebih unik dari pada nasi ayam..hihihi.. Alhasil, jadilah ane
bertekad harus bisa nyobain nasi lemak asli made in Malaysia ini. Ingatan
mengenai nasi lemak ini kembali melayang-layang di pikiran ane saat sedang berada
di Menara Petronas di KLCC ini. Sumpah, perut ane keroncongan banget. Setelah
puas mengunjungi menara petronas ane langsung buru-buru balik ke penginapan.
Rute nya tinggal naik bus Go KL dari KLCC ke Bukit Bintang. Ane berharap banget
bisa menemukan semacam kuliner yang bisa ane santap di sekitar lokasi
penginapan di Bukit Bintang. Dan ane berharap kuliner yang ane temukan itu
adalah nasi lemak.
Sesampainya di Bukit Bintang
waktu sudah menunjukan jam 11 malam. Masih terlihat keramaian di sepanjang
jalan, namun tidak seramai sebelumnya. Beberapa pertokoan sudah mulai tutup.
Ane mengitari beberapa sisi jalan, namun tidak menemukan tempat jajanan makanan
satupun (ane ga tau pasti apakah di sekitar jalan yang ane lalui ini memang
tidak ada yg jualan makanan, atau mungkin warung kuliner nya yang sudah pada
tutup). Akhirnya ane samperin salah satu convinent store yg masih buka. Disana
ane menemukan nasi lemak. Yes! Hmm..walaupun sudah dikemas dalam kemasan cepat
saji, setidaknya ane masih bisa merasakan makan nasi lemak disini. Tidak lupa
ane beli extra food berupa bihun goreng (dalam bentuk kemasan cepat saji juga),
dan satu botol air mineral kemasan 1,5 Liter. Setelah berjalan seharian
keliling Kuala Lumpur, ane beristirahat di penginapan sambil menyantap nasi
lemak yg sudah lama ane idam-idamkan ini. Inilah waktu nya makan pagi, makan
siang, sekaligus makan malam ane :D
OTW to Bandara KLIA 2
Ketika bangun besok pagi nya, ane
sempat hilang ingatan sejenak. Ini ane lagi dimana? Sekeliling ane terlihat
berbeda, tidak seperti biasanya. Setelah loading sekitar beberapa detik, lembaran-lembaran
ingatan keliling Kuala Lumpur kemaren mulai hadir di pikiran ane. Serasa masih
mimpi, ane masih setengah percaya dan setengah tidak percaya, ternyata ane bisa
melewati ini semua. Alhamdulillah, trip hari pertama ane berjalan dengan
lancar. Pada trip hari ke dua ini adalah saatnya keberangkatan ke kota
berikutnya: Tokyo. Waktunya berkemas!
Setelah mandi dan menyelesaikan
sarapan pagi di penginapan, ane mulai packing dan tata ulang susunan
barang-barang di tas ransel ane. Oya, makan pagi yg disediakan oleh penginapan
ini berupa roti bakar dengan beberapa pilihan selai, plus ditemani minuman teh
manis atau kopi anget. Berhubung gratis, moment ini ane manfaatkan semaksimal
mungkin, dengan mengambil sedikit porsi ekstra, alias dobel..haha.. Namun tetap
dg gerakan santai dan elegan tentunya. *Note: ga ada tulisan larangan/batasan mengambil
porsi makanan lho yaa, jadi bebas dong :D. Bahkan tadinya ane ingin mengambil
beberapa potong roti lagi, mau dibungkus buat bekal di perjalanan :p Tapi niat
ini ane urungkan, kasian ntar pengunjung lain yg belum sarapan jadi ga kebagian
roti..hohoho..
Dari penginapan di Bukit Bintang
ke KL sentral ane ingin mencoba rute yang sedikit berbeda: naik monorel.
Yihaaa! Walaupun ongkos nya sedikit lebih mahal dibanding pake rute bus go KL
dan kereta (rapid train), namun tidak ada salahnya untuk dicoba. Kapan lagi
dong naik monorel, nungguin yang di Jakarta juga belum pasti tahun berapa
bakalan ada. Ya ga? :D
KL Monorel |
Nasi Briyani Kambing dan Air Limau, Yummy!!
Sesampainya di bandara KLIA 2, ane
langsung cek in dan setor bagasi (tas ransel yg gede sengaja ane taro di bagasi
biar ga ribet). Ane liat jam, hmm..masih ada waktu sekitar 1 jam menjelang take
off. Masih ada cukup waktu buat makan siang dan solat. Langsung dah ane kelilingin
semua jajaran food court yang ada disana. Momen ini ane manfaatkan semaksimal
mungkin untuk memilih kuliner spesifik yang ada di sini. Yang Malaysia banget
gitu. Dan yang masih cukup di budget juga tentunya.
Setelah membanding-bandingkan
beberapa opsi yang ada, ane sangat tertarik pada menu di salah satu foodcourt: nasi
briyani kambing! Liat harga nya juga cocok dengan uang ringgit yg masih tersisa
di dompet ane. Tadinya sempat ragu juga dengan makanan di bandara. Karena
sesuai pengalaman ane kalau di bandara di Indonesia, jarang ada makanan yg
enak. Ternyata di luar dugaan ane, menu nasi briyani di sini enak banget. Asli,
beneran enak banget gan! Bahkan jauh lebih enak daripada nasi briyani yang ane
cobain di Singapura (saat trip hari terakhir). Nasi briyani ini punya ciri khas
yang spesifik yaitu dari segi beras dan rempah nya. Tidak seperti beras biasa
yang geometrinya oval lancip, beras briyani yang ini geometrinya lebih mendekati
bentuk silinder kecil, halus-halus dan panjang-panjang. Yang paling mantap
tentu bumbu dan aromanya. Nasi briyani ini berasa banget rempah-rempah khas
India nya. Gulai kambing yang dituang di atas nya juga mantap banget. Rekomended
banget deh pokoknya. Buat agan-agan yang sempat mampir di bandara KLIA 2,
silahkan cobain deh menu yang ini kalau ga percaya :D Nama foodcourtnya ane
lupa, tapi klo ga salah nama nya sama dengan merek yg tercantum di piringnya (ada
di gambar).
Nasi briyani + gulai kambing, ditemani segelas air limau dingin di foodcourt bandara KLIA 2. Enak banget! |
Rincian Biaya
Berikut ane lampirkan rincian
biaya ane selama di Kuala Lumpur.
Rincian biaya perjalanan ane di Kuala Lumpur |
Tips Dasar Naik Angkutan Umum di Kuala Lumpur
Tips dasar ini sebenarnya tidak
hanya di Kuala Lumpur saja, namun berlaku juga untuk kota-kota besar di dunia
yang sudah mempunyai sistem angkutan masal (rapid transportation) yang baik,
seperti Tokyo, Singapura, termasuk juga Jakarta. Tips nya adalah kuasai
jalur/rute transportasi masal nya, seperti kereta masal dan bus masal nya.
Sebagai contoh, kalau di Jakarta, yang penting agan harus menguasai rute kereta
communiter line (KRL) dan rute bus trans jakarta (busway). Begitupun di Kuala
Lumpur, yang harus agan kuasai adalah rute rapid train, monorel, dan bus Go KL.
Menguasai disini bukan berarti
harus hafal semua trek-treknya. Namun agan cukup saja mengerti kemana
arah-arahnya, dimana titik/stasiun terdekat dari rute yang akan di tempuh,
serta perhatikan croslinking atau titik temu strategis antar jalur yang menjadi
“jembatan transit” menuju ke transportasi berikutnya. Mayoritas stasiun kereta
masal maupun halte bus masal berada di titik-titik strategis kok, karena
pastinya ini sudah menjadi pertimbangan utama saat pembangunan fasilitas
infrastruktur di rute-rute tersebut.
Kalau masih ragu, bawa saja
selalu peta rute mass transportation tersebut di kantong agan (ane aja kalau ke
Jakarta masih suka ngantongin peta jalur busway dan KRL, soalnya ane paling ga
kuat ngafalin jalan..hehe). Nah, kalau rute bus dan kereta sudah agan kuasai,
berikutnya agan bisa lebih leluasa menentukan pilihan jalur-jalur yang paling
efektif dan paling efisien sesuai dengan rute yang ingin agan tuju. Adapun rute
bus Go KL kan sudah ane lampirin di atas tuh, selanjutnya tinggal rute rapid train
dan monorel nya, nih sudah ane serching di google gambar yang resolusi nya agak
gede biar lebih jelas, berikut ane lampirin di bawah.
Rute rapid train dan monorel di Kuala Lumpur [pict: spad.gov.my] |
Kuala Lumpur in Gallery
Sebenarnya masih banyak spot-spot
sightseeing bagus di Kuala Lumpur yang belum ane kunjungi, antara lain:
- Merdeka Square (dikenal juga dengan sebutan dataran merdeka atau selangor padang), di sini pusat sejarah kemerdekaan Malaysia yang berisi bangunan-bangunan bersejarah dan beberapa museum.
- Perdana Botanical Garden, berisikan taman, museum dan bangunan-bangunan bersejarah Malaysia
- KL Tower, menara telekomunikasinya KL, dari kejauhan KL Tower ini modelnya mirip dengan Monas di Jakarta
- Explore China Town sampai ke dalam-dalamnya (antara lain petailing street, berbagai macam bangunan kuil tempo dulu, berbagai toko souvernir khas etnis China, dsb)
- Explore jalan alor yang terkenal banget dengan jajanan kuliner nya.
Tapi entah mengapa spot-spot
tersebut serasa kurang begitu menarik buat ane. Apa mungkin karena
sudah terlalu mainstream? Hoho.. Selain itu, waktu yang ane miliki juga sangat
terbatas. Namun jika agan-agan punya waktu lebih banyak di Kuala Lumpur dan
ingin menjelajahi semua tempat tersebut, kenapa ngga? Setiap orang punya
selera masing-masing. Apa-apa yang menarik buat ane belum tentu menarik buat
orang lain, begitupun sebaliknya. So let’s make your own itinerary based on
your own goal, because you are the pilot of your own journey! Mudah-mudahan
artikel singkat yang ane tuliskan di sini sedikit banyak bisa memberikan gambaran
mengenai kota Kuala Lumpur. Dan mudah-mudahan artikel ini bisa menjadi
salah satu referensi buat agan-agan yang ingin traveling ke Kuala Lumpur (buat
yang belum pernah) atau ingin berkunjung kembali ke Kuala Lumpur (buat yang
sudah pernah ke KL).
Sebagai penutup berikut ane share
beberapa hasil jepretan ane lainnya yg belum ane tampilkan di tulisan di atas. Namun
berhubung tulisan di sini terlihat sudah kepanjangan, ada baiknya kumpulan
foto-fotonya ane bundel khusus di artikel berikutnya, disini.
No comments:
Post a Comment