Sunday, December 13, 2015

Pertama Kali ke Luar Negeri? Ini "Traveling Shock" yang Ane Hadapi



Selalu saja ada cerita seru dibalik pengalaman pertama. Termasuk juga saat pertama kali ke luar negeri. Tentunya bakal disertai dengan pengalaman-pengalaman seru yang bikin surprise, bikin terheran-heran, bikin shock, bikin makan ati, bikin senyum-senyum simpul, bikin getar-getir, ataupun yang bikin terkagum-kagum hingga ane mesti jungkir balik sambil bilang wow. Ane menyebut pengalaman-pengalaman tersebut dengan istilah “traveling shock”. Berikut traveling shock yang ane rasakan saat pertama kali traveling ke negeri seberang.


Uang jutaan rupiah dituker dengan uang monopoli
Yang namanya ke luar negeri, kita mesti mempersiapkan uang asing sesuai dengan mata uang yang berlaku di negara-negara yang akan kita kunjungi. Salah satu tempat untuk menukar mata uang tersebut adalah bank. Namun dari beberapa bank ternama yang ane datangi di Kota Sukabumi, tidak satupun yang mempunyai mata uang yang ane butuhkan. Setelah nanya ke teman ane yang bagian akunting, alternatif lain untuk jual beli valas adalah toko emas. Yup, toko emas!

Saat mendatangi toko emas yang dimaksud, ternyata mata uang yang ane butuhin semuanya ada. Wuiii..komplit juga nih toko emas. Padahal sebelumnya ane kira toko emas itu cuma buat jual beli emas doang. Namun toko emas tersebut meminta uang rupiah yang ane setorkan haruslah dalam bentuk tunai. Alhasil, jadilah kantong ane tebal banget dengan beberapa lembar uang rupiah. Setelah transaksi selesai, ane dikasih uang ringgit, dollar singapur, dan yen sesuai dengan jumlah yang ane inginkan. 

Ada 2 kejutan yang ane rasakan saat itu. Pertama, uang rupiah super tebel dan banyak yang ane bawa, berhasil dituker cuma dengan dengan beberapa lembar uang asing (gilaa..segitu murahnya uang rupiah kita di mata internasional??). Kedua, saat memegang uang asing tersebut yang pertama muncul dipikiran ane adalah: ini uang asli ga sih? Soalnya modelnya mirip banget dengan uang permainan monopoli yang sering ane mainkan waktu jaman SD dulu. Ane sempat beberapa kali konfirmasi ke penjaga toko bahwa ini uang dijamin asli kan ya? Tidak puas dengan jawaban penjaga toko, langsung ane berangkat buat nunjukin “uang monopoli” yang berhasil ane dapatkan di toko emas tersebut ke beberapa teman ane yang sudah malang melintang di dunia per-valas-an dan yang pernah ke luar negeri. Mereka mengatakan ya itu memang uang asli. Tapi tetap saja rasa was-was berkecimpung di hati ane. 

Uang monopoli buat bekal perjalanan ke Malaysia, Singapura, dan Jepang :D



Setelah uang-uang asing tersebut ane gunakan untuk transaksi di negara-negara yang bersangkutan, alhamdulillah semua transaksi lancar. Uang asing tersebut sudah berhasil ane gunakan untuk transaksi pembelian tiket kereta, beli kuliner, bayar penginapan, dsb. Tetapi tetap saja setiap kali transaksi ane selalu saja terheran-heran, kok mau ya mereka ini dibayar dengan uang monopoli?

Tips:
Bawalah uang asing dalam jumlah yang pas, sesuai kebutuhan perjalanan agan. Jangan kebanyakan, dan jangan terlalu sedikit. Hal ini selain untuk faktor keamanan, juga sekaligus untuk kenyaman selama traveling.

Ini yang bener jam 10.30 atau jam 11.30?

Hal unik yang kita alami saat bepergian ke luar negeri adalah adanya perbedaan waktu. Buat ane ini sudah tidak terlalu mengherankan. Dimana jauh-jauh hari sebelum berangkat ane sudah tahu bahwa antara Indonesia (WIB) dan Jepang itu beda waktu nya adalah sekitar 2 jam (Jepang lebih dulu). Tetapi tetap saja yang namanya pengalaman pertama selalu saja bikin shock dan ketar-ketir, walaupun dengan dosis yang berbeda-beda. Pengalaman pertama ini justru ane temui saat dalam perjalanan Jakarta – Kuala Lumpur. Tepatnya ketika sedang berada di atas pesawat, saat menjelang landing di Kuala Lumpur.

“Ladies & gentlement, sebentar lagi pesawat akan mendarat di Kuala Lumpur International Airport, saat ini waktu menunjukan pukul 11.30 (lebih kurang demikian translate ke Bahasa Indonesia nya pengumuman yang disampaikan crew maskapai)”

Ane yang lagi asyik-asyiknya ketiduran di pesawat, sempat kaget juga. Lho udah mau landing toh. Ane cek jam tangan, baru jam 10.30. Perasaan tadi ane denger info dari Pak Pilot sekarang udah jam 11.30. Kok bisa? Jangan-jangan jam tangan ane sudah habis batrenya nih? Atau pengumuman nya yang keliru? Serta berbagai tanda tanya lainnya yang masih berkecamuk di kepala ane. Sejenak ane kesampingkan dulu masalah jam ini, karena ane sedang sibuk clingak-clinguk ke luar jendela, ke kiri dan kenan, secara tempat duduk ane berada di posisi tengah-tengah. Karena ane paling senang dengan pemandangan dari atas pesawat khususnya pada waktu take off dan menjelang landing. Melihat bumi dari atas yang semakin membesar dan mengecil itu indah banget gan. 

Setelah berpikir sekian lama, barulah korelasi alasan logis mulai muncul di pikiran ane. Plus nanya-nanya ke penumpang sebelah untuk lebih memastikan. Akhirnya baru ane paham bahwa adanya perbedaan waktu antara Jakarta dan Kuala Lumpur. Bedanya sekitar 1 jam, Kuala Lumpur lebih dulu. Eh, kok bisa ya? Padahal kalau ane liat di peta, Kuala Lumpur itu masih satu garis vertikal dengan Jakarta dan beberapa kota yang menganut aliran waktu Indonesia bagian barat (WIB). Ehmm.. Namun demikian, bakal menghadapi perbedaan waktu saat menjelang landing di dalam pesawat, masih merupakan surprise tersendiri bagi ane.

Tips:
Biasakan segera menyetel ulang jam tangan maupun jam ponsel agan dengan waktu setempat saat agan baru mendarat di bandara. Ini untuk menghindari kesalahan waktu selama agan berada di luar negeri sana. Ga lucukan, jika udah bela-belain ontime, eeh ternyata agan ketinggalan pesawat/kereta yang udah berangkat 1 jam yang lalu :D

3 in 1 Country: Malaysia
Walaupun Indonesia lebih heterogen penduduknya, tetapi tetap saja ane terheran-heran melihat “3 in 1 country”, Malaysia. Bagaimana tidak, disini terdapat 3 macam etnis yang sangat kontras satu sama lain yaitu etnis Melayu, etnis China, dan etnis India. Etnis Melayu yang ciri fisiknya mirip dengan penduduk indonesia bagian barat dengan bahasa melayu nan khas dan mendayu-dayu. Etnis China dengan ciri fisik putih-putih sipit. Dan etnis India yang berbadan besar, hidung mancung, dan kebanyakan berkulit gelap. Ke semua nya menjadikan warna-warni tersendiri dalam lingkup budaya Malaysia. Kalau dari perspektif ane, ane melihat hal ini seolah-olah seperti ada 3 negara dalam 1 negara -_-

Setelah ane perhatikan dengan lebih seksama ternyata beberapa etnis ini membentuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Sebagai contoh etnis Melayu yang jumlahnya mayoritas, tersebar merata diberbagai kalangan masyarakat, mulai dari pekerja kantoran, mahasiswa, penjaga toko, dsb. etnis China, seperti kebanyakan orang China keturunan lainnya, banyak mengisi posisi pengusaha kelas atas dan berbagai profesi dagang lainnya. Sedangkan etnis India yang ane liat kebanyakan berada di profesi pekerja bangunan, cleaning service, keneg bus, dan pekerjaan-pekerjaan kasar lainnya. Tentu saja penilainan yang ane peroleh dari kunjungan singkat ke negeri Jiran ini sangatlah subjektif jadi belum tentu benar. Oya, sebenarnya ada satu “3 in 1 country lagi”, yaitu Singapura. Cuma bedanya kalau di Malaysia dominan nya adalah etnis Melayu, sedangkan Singapura didominasi oleh etnis China.

Tips:
Jika agan nyasar di Malaysia, maka saran ane lebih baik agan bertanya arah jalan prioritas kepada etnis Melayu. Karena selain bahasanya lebih mudah dicerna, keramahan etnis Melayu yang suka tolong menolong ini sangat mirip dengan keramahan budaya Indonesia pada umumnya. Sebaliknya, ane pernah punya pengalaman tidak mengenakan saat bertanya arah jalan. Pernah waktu itu ane bertanya arah jalan ke etnis China, belum ngomong apa-apa, baru nyamperin doang dengan senyum yang tulus..eeh, ane udah ditolak mentah-mentah dengan lambain tangan yang khas seperti orang yang lagi nolak salesmen penyebar brosur, tanpa sedikitpun menoleh ke arah ane. Sedangkan etnis India, sebelum nanya ane udah ketakutan duluan..karena aura nya syerem bo’. Lagian kebanyakan orang etnis India ini tidak terlalu fasih berbahasa Inggris. Penilainan ane sementara ini: orang Melayu ramah-ramah, orang China cuek dan cenderung individualis, orang India sulit berbaur dengan etnis lain cuma akrab bergaul dengan sesama etnisnya saja. Lagi-lagi ini subjektif lho yaa, belum tentu akurat. Karena ane percaya setiap etnis tertentu pasti ada kelebihan dan kekurangan nya.


Serba vending machine

Salah satu perbedaan kontras antara negara maju dan negara berkembang adalah keberadaan vending machine. Hal ini ane temui di Jepang. Mayoritas berbagai transaksi dilakukan dengan menggunakan vending machine. Mulai dari pembelian tiket kereta, beli sofdrink, hingga pembelian semangkok ramen pun dilakukan dengan vending machine. Tentu saja kehadiran vending machine ini membuat kagok khusus nya bagi orang-orang seperti ane yg tidak terbiasa menggunakan alat ini selama di Indonesia. Alhasil, ujung-ujungnya ane selalu menghindari sedapat mungkin vending machine ini. Jika ada pilihan bayar cash atau bayar via machine, maka ane lebih memilih bayar cash. Jika hanya ada pilihan mesti bayar via machine, maka ane urungkan niat untuk belanja. Kecuali kalau udah kepepet mesti pakai vending machine, baru deh ane pelajari dengan sungguh-sungguh cara transaksinya.

Ada 2 faktor utama yang menyebabkan ane menghindari vending machine. Pertama, vending machine ini kebanyakan pakai bahasa Jepang, sama sekali ga ada pilihan bahasa Indonesia, apalagi bahasa Minang. Kedua, ane masih trauma gan, soalnya beberapa vending machine yang ane temui di Indonesia kebanyakan tidak berfungsi dengan baik, alias macet. Terakhir kali ane perhatikan seorang pelajar usia SMA kesal setengah mati gara-gara mau beli minum di vending machine minuman di salah satu koridor busway di Jakarta. Uang udah dimasukin, eeh..minuman yang diinginkan ga kunjung keluar. Mungkin dari segi nominal jumlah uang yang melayang ga jadi masalah buat si anak yang bertampang tajir itu, tapi malu nya itu lho :p

Vending machine di Gotemba Premium Outlet. Pengen nyobain sih, tapi ga jadi, gara-gara keinget kejadian vending machine di koridor busway :D


Tips:
Hindari kebiasan melipat uang kertas, menggulungnya, meremuk-remukan, apalagi menulis puisi cinta, seperti yg lazim kita temui pada uang kertas rupiah. Karena jika uang kertas tersebut kusut sedikit saja maka akan ditolak oleh vending machine. Kalaupun perlu dilipat, maksimal cukup satu lipatan saja.

Musim dingin nan cerah dan hangat

Merasakan bagaimana musim dingin untuk pertama kalinya merupakan suatu sensasi tersendiri bagi ane yang sehari-hari hidup di negara tropis yang hanya mengenal 2 musim saja: musim duren dan musim liburan (lho?). Selalu saja perasaan dag-dig-dug muncul di piikiran ane: musim dingin itu sedingin apa sih? Badan ane kuat apa ga? Trus apakah ada salju dimana-mana? Trus salju nya banyak ga? Dan berbagai pertanyaan lainnya yg muncul. 

Persisnya, pertama kali ane menginjakan kaki di Jepang adalah di Bandara Haneda, Tokyo. Namun angin musim dingin pertama yang ane rasakan sudah dimulai semenjak ane masih di dalam pesawat, beberapa menit menjelang landing di Bandara Haneda, sekitar jam 11 tengah malam. Benar-benar dingin bo’. Langsung deh ane pakai jaket tebal. Namun setelah keluar dari pesawat, selama di bandara ane tidak terlalu merasa kedinginan. Belakangan ane baru tau, ternyata itu adalah berkat pemanas ruangan yang ditempatkan di semua ruangan yang ada.

Setelah bermalam di bandara hingga pagi hari menjelang, ane cukup surprise melihat matahari pagi bersinar begitu cerah dan terik. Wah berarti ga terlalu dingin dong (pikir ane saat itu ketika memperhatikan keelokan pemandangan pagi yang indah, cerah dan mempesona). Jaketpun ane lepas, dan melenggang keluar bandara dengan baju kaos doang. Dengan penuh percaya diri. Karena memang saat itu kondisi cuaca lagi cerah dan hangat.
 
Pagi hari yang indah dan cerah di Tokyo

Untuk keluar ruangan bandara ane harus melewati beberapa eskalator. Terakhir ane mesti melewati pintu keluar yang memisahkan antara bagian dalam dengan bagian luar bangunan. Model pintu nya cukup unik karena pintu nya ada dua, alias double. Ditengah-tengah antara ke dua pintu tersebut terdapat ruang kosong sekitar 1 – 2 meter (mungkin ini buat semacam filter temperatur antara udara luar dan udara dalam kali ya?). Sempat ane perhatikan tatapan heran beberapa orang yang ane lewati. Dari tatapan tersebut bisa ane nilai begini kira-kira isi pikiran mereka: Ini orang gila apa? Pakaian nya kok gitu? Kayak yang lagi musim panas saja. Ane sih cuek aja. Bodo amat.

Ketika membuka pintu keluar, udara dingin nan segar langsung merasuk ke tubuh ane. Trus ane berjalan kaki ke halte bus yang ane tuju. Baru sekitar 5 menit berjalan kaki, badan ane yang tadi hangat dan baik-baik saja mendadak menjadi dingin. Jari-jari tangan dan telinga mulai kaku. Udara yang ane hirup terasa mencekat. Tenggorokan dan bibir ane jadi kering. Lho kok bisa? Kan terlihat cuaca nya begini cerah juga, kok bisa dingin banget gini? 

Pada saat itu ane jadi paham, ternyata yang nama nya musim dingin yaa tetap aja dingin gan. Mau ada matahari apa ga, mau cerah apa ga, yaa tetap aja...DINGIIIIN...brrrgh.. Langsung deh ane buru-buru pake jaket, lengkap dengan kupluk, dan sarung tangan, sambil melambaikan tangan ke kamera. Ane sudah tidak kuat nahan dinginnya pemirsah. _._!

Paspor adalah segala-galanya

Untuk ukuran orang yang jarang-jarang ke luar negeri seperti ane, paspor adalah benda aneh dan asing. Oleh karena itu semenjak ane punya paspor, benda tersebut selalu ane simpen di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan. Begitupun selama di perjalanan. Ternyata strategi seperti ini salah besar gan. Yang benar itu tempatkanlah paspormu ditempat yang AMAN dan MUDAH DIJANGKAU sewaktu-waktu. Kenapa? Karena setiap saat paspor ini selau diminta untuk semacam proses klarifikasi dan konfirmasi data agan. Mulai dari proses check in di bandara, saat keluar di bagian imigrasi, saat check in penginapan, saat pembelian tiket bus, bahkan untuk entri wisata pun adakalanya agan harus menunjukan paspor agan. Jadi jagalah paspor agan dengan baik, karena ketika berada di negeri orang: paspor adalah segala-galanya!

Tips:
Untuk keamanan dan kelancaran perjalanan agan, bawalah money belt. Money belt ini semacam sabuk yg bisa agan pasang didalam baju / jaket untuk menyimpan barang2 berharga seperti: uang, handphone, dompet, kartu kredit, paspor, flashdisk dan kamera (memory card nya doang tapi ya, kalau body kamera nya mah ga muat). Money belt ini juga macem-macem bentuknya. Tapi terus terang ane ga terlalu suka make money belt ini, karena model nya kolot banget dan kurang nyaman dipakai. Sebagai ganti nya, ane lebih enjoy pakai mini bag, model tas samping yang super mini, pas banget buat kebutuhan ane.

Ternyata gua ini turis di negara asing bro!!

Pernah liat orang Indonesia yang terkagum-kagum dengan turis asing yang lagi traveling di Indonesia. Lalu sebagian dari mereka akan berdecak kagum, teriak-teriak histeris, sampai-sampai ada yang pengen kenalan dan minta foto bareng. Lalu kita sebut orang-orang seperti ini orang udik?

Jangan salah loh gan. Ternyata ga di Indonesia doang. Kejadian seperti ini juga ane alami sendiri di negeri orang. Cuma beda nya, ane lah yang berada di posisi turis, merekalah yang berada di posisi udik. Haa? What?? Tapi ane pikir yang seperti ini masih wajar sih, asalkan tidak berlebihan. Ini semata-mata bukanlah karena mereka udik atau kolot, tapi karena mereka menghargai tamu asing yang datang ke negara mereka. Mungkin orang Indonesia pun juga gitu kali ya. We respect them because they were our guest in our country.

Pernah beberapa orang Jepang yang ane temui berdecak kagum mendengar cerita perjalanan ane di Jepang, karena mereka sendiri selama tinggal di jepang belum pernah mengunjungi ke 7 kota besar yang ane kunjungi itu. Ada yang berpendapat Indonesia adalah negara yang cantik, dan pengen banget satu saat bisa ke sana. Juga pernah ada yang berusaha setengah mati berdialog dengan bahasa Inggris terbata-bata cuma untuk menanyakan apa kabar dan obrolan-obrolan ringan lainnya. Bahkan ada juga cewek jepang yang minta foto bareng dengan ane :D

With my Japanese friend, Ranna. How are you there Ranna? Nice to meet you :)



Dibalik tampang cuek dan juteknya orang Jepang. 

Nah ini nih kejutan lain yang ane temui. Kalau dilihat dari luar, orang Jepang itu terlihat cuek, jutek, ga banyak omong, individualis, dan kurang bersahabat. Di kendaraan umum kebanyakan mereka cuma diem, baca buku, mainin gadget, atau tidur. Kalau jalan kaki di stasiun, di pasar, di pinggir jalan, liat nya cuma lurus ke depan, sambil berjalan dengan ritme yang cepat. Pokoknya kelihatan mereka itu seperti egois banget, ga peduli dengan keadaan sekitar.

Eits, jangan salah dulu gan. Penilaian tersebut bisa jadi berubah 180 derajat ketika agan ngobrol dengan penduduk Jepang. Ternyata setelah kita ajak ngobrol, sekedar untuk menyapa ataupun bertanya arah jalan, rata-rata mereka pada baik kok dan bersedia membantu kita. Saking serunya berinteraksi dengan orang Jepang, rencana akan ane rilis tulisan khusus tentang ini. Insyaallah akan segera launching. Draftnya udah ada kok..hehe

Most beautiful moment in Sendai

Hingga hari ke 5 menempuh perjalanan musim dingin di beberapa kota di Jepang, ane benar-benar melupakan sosok yang bernama salju. Kalau soal dingin sih iya, tiap hari kepikiran terus, soalnya dimana-mana serba dingin. Tapi kalau salju? Ane belum pernah liat. Sampai suatu ketika, saat ane baru menginjakan kaki di kota Sendai. Pas waktu turun dari bus willer express. Celingak-celinguk ke sana kemari, ga tau arah. Karena kemana pun mata memandang semua terlihat asing bagi ane. Boro-boro nyari rumah makan Padang, wong tulisan petunjuk jalan ataupun label pertokoan ga ada satupun yang ane paham. Semua serba tulisan Jepang. Dan saat insting membawa ane untuk menyebrang jalan, pas saat itulah muncul momen paling indah dalam hidup ane. Tepat turun ketika posisi ane lagi menyebrang di tengah-tengah jalan.

Ga tau kenapa tiba-tiba suasana terasa damai, tentram, dan indah. Selama beberapa detik ane masih belum sadar apa yang terjadi. Detik berganti menit. Lambat laun ane baru nyadar, ko ada sesuatu yang turun dari atas. Pas ane liat dari atas ga ada pohon, jadi ga mungkin ini serbuk kembang sari bunga yang berjatuhan. Lalu mulai deh ane tangkapin butiran-butiran halus itu satu persatu. Pertama sekali ane pikir itu adalah butiran-butiran kapas. Lalu kapas dari mana? 

Bingung mikirin kapas misterius, campur bingung nyari arah jalan, plus campur bingung mikirin boking tiket bus untuk balik ke Kyoto buat nanti malam, membuat otak ane start up dan loading sedikit lebih lama. Saat enjoy menikmati kesahduan sore itu, saat makin banyak “butiran kapas” halus yang turun, saat itulah jembatan-jembatan korelasi analisis di otak ane memberikan suatu hipotesis yang cenderung lebih masuk akal: inikah yang nama nya salju? Yup, setelah beberapa butiran kapas yang ane tangkap ane remukkan di tangan barulah ane bisa mengambil kesimpulan dari hipotesis ane: ini salju mas brow!!. Yup ini salju. Saljuuuuw...!! Wooaa..maaaak..akhirnya ane ketemu salju..horraaayy..!! Dan inilah hujan salju pertama dalam hidup ane. Begitu indah dan romantis. 

Lagi asyik-asyiknya menikmati “gerimis” salju yang turun , eh ternyata “gerimis” salju nya udah hilang lagi. But, whatever, I never forget this special moment. One of most beautiful moment ini my life. Just like an opening performing dance said: “welcome to sendai”. Arigatogozaimasu Sendai!

Pernah denger bahasa Inggris nya orang Singapura?

Hal unik yang pasti kita temui ketika berkunjung ke luar negeri adalah soal perbedaan bahasa. Pun jika sama-sama berbahasa Inggris, pasti saja ada perbedaan dan ciri khas tertentu dari segi struktur bahasa, intonasi, logat ataupun aksen nya. Di Malaysia misalnya, bahasa Inggris dan bahasa Melayu campur aduk jadi satu. Contoh: “Batu Caves”, dibaca: batu keifs (satu pakai bahasa Melayu, satu lagi pakai bahasa Inggris). Di Jepang beda lagi, pengucapan istilah dalam bahasa inggris bisa saja berubah mengikuti lidahnya orang Jepang. Contoh: “McDonald”, dibaca: makudaru. Cuma kedua negara ini buat ane termasuk masih mudah dipahami cara komunikasinya. Di Malaysia sedikit terbantu, karena bahasa Melayu mirip dengan bahasa Indonesia. Sedangkan Jepang, meskipun bahasa Inggris nya sulit dipahami, mereka setiap berbicara selalu diikuti oleh gerakan-gerakan tubuh agar lawan bicaranya menjadi lebih paham. Atau yang biasa kita kenal dengan istilah "bahasa tarzan". Namun yang paling aneh dan bikin ane shock adalah ketika berbicara dengan orang Singapura.

Suasana di Bandara Changi Singapura yang dipenuhi dengan taman serta berbagai fasilitas unik dan atraktif



Jadi ceritanya saat ane baru nyampe di Bandara Changi, ane nyamperin tempat nge-charge untuk isi ulang batre hp dan powerbank ane yg udah sekarat. Sambil nungguin hp, iseng-iseng ane nyapa dan ngajak ngobrol seorang bapak-bapak di sebelah yang juga lagi nungguin hp nya. Waduh itu bener-bener dah, obrolan yang keluar dari mulut bapak ini sangat-sangat sulit ane pahami. Dia ngomong nya pakai bahasa Inggris, campur bahasa Melayu, dengan struktur bahasa yang kebolak-balik. Trus yang bikin makin sulit, aksen nya itu lho, pakai aksen China (kelihatan dari ciri fisiknya bapak ini terlihat seperti keturunan etnis China, putih-putih sipit gitu). Alhasil, dari 10 kata yang dia ucapkan hanya sekitar 3 kata yang ane ngerti, dari 10 kalimat yang dia ucapkan hanya sekitar 3 kalimat yang bisa ane tangkap maksudnya. Tapi melihat keseriusan dan kesungguhan bapak itu dalam berkomunikasi dengan ane, ane jadi empati dan turut mendengarkan dengan penuh kesungguhan juga. Mungkin ilmu ane lah yg masih kurang dan mesti banyak-banyak belajar lagi soal bahasa Singapura :D

Demikian beberapa kejutan yang ane temui saat pertama kali traveling ke luar negeri. Sebenarnya masih banyak kejutan-kejutan lain yang ane rasakan. Tidak mungkin ane tulisin semua disini, ntar kepanjangan..hehe.. Tentunya tiap orang punya “traveling shock” nya masing-masing. Lalu apa “traveling shock” yang pernah agan rasakan?? Yuuu..share di sini.. ^_^
 

9 comments:

  1. Kurang lama serunya perjalanan yg jepang, mskipun ada yg tulisan yg terpisah ttg jepangnya.. tetep aj yg pling seru mah di jepangnya.... god job lah, bikin pgn tris baca sampe akhir.... 😄😄😄😄

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eh ada pembaca setia nih..hehe
      Ini lg nyobain latihan bbrp gaya penulisan dulu nih cerita nya.
      Ok, siip, tenaaang, crita ttg jepang msh bnyak kok, yg ini mah baru kulit2 nya aja, pantengin terus yaaahh :D
      Mksh teh esih :)

      Delete
  2. ehehehe betul kalo kita luar negeri suka lupa kalo kita ternyata turis asing

    ditunggu kedatangan nya di blog ku ya mas, terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah itu..hehe..makasih fedback nya gan. Siiplah, udah ngintip barusan, blognya bagus, spontan & informatif.
      Thanks :)

      Delete
  3. KEREN! Nice sharing! Tapi travelling lebih asyik kalo menguasai bahasa inggris kayaknya deh?! Kita bisa dapat informasi lebih lanjut mengenai segala hal yang kita perlukan di sana lewat penduduk lokal.

    Izinkan kami numpang lapak, memberi alternative bagi pembaca ya :)

    Ingin meniti karir di luar negeri?

    ATAU punya IPK 3.0, lulusan S-1 semua jurusan & dibawah 35 tahun?

    Kami menjamin anda untuk memperoleh IELTS 7.5 & mendapatkan beasiswa 100% di luar negeri. 3000+ alumni sejak 1996, kuliah di 4 benua.

    Untuk tes institusional IELTS gratis & info beasiswa: 0813 1663 4102

    ReplyDelete
  4. wkwkwk lucu banget kak pengalamannya haha. aku juga pingin jadi turis asing di Maldives nih, pake paket open trip ke Maldives heehe

    ReplyDelete
  5. Dear brides and grooms to be
    Salam hangat dari HIS Seskoad Grand Ballroom Bandung.
    Kami dengan bangga mempersembahkan venue terbaru kami yaitu “HIS Seskoad Grand Ballroom”, Gedung seskoad yang berletak strategis nan mewah yang menjadi favorit para calon pengantin ini kini berada di naungan HIS, untuk itu fasilitas yang terdapat di gedung seskoad grand ballroom kini berstandard seperti gedung HIS lainnya, “Ballroom full karpet eksklusif, AC, Lampu Kristal, dan design ruangan yang elegan&mewah”. Selain gedung, kami juga bekerjasama dengan banyak pilihan vendor ternama di Bandung, mulai dari catering, busana&MUA, dekorasi, music & entertainment, fotografi&videografi, MC, wedding car, hingga pelayanan yang kami miliki untuk membantu calon pengantin dari awal sampai akhir yaitu, Wedding Public Relations, Wedding Planner, dan Wedding Executor. Dengan sistem “One Stop Wedding Service”, Kami pastikan akan memberikan pelayanan terbaik dalam membantu dari awal hingga di hari Bahagia akang teteh
    Untuk itu kami mengundang akang teteh calon pengantin, untuk datang ke pre-launching HIS Seskoad Ballroom kami, dan segera dapatkan HARGA PRE-LAUNCHING yang pasti akan sangat worth it dengan fasilitas dan pelayanan yang kami berikan serta BONUS FANTASTIS! untuk akang teteh calon pengantin Cuma di HIS SESKOAD GRAND BALLROOM.

    For more info and detail call :
    Wedding Public Relations HIS Seskoad Grand Ballroom
    Jl. Gatot Subroto No. 96 Bandung.
    TELP & (WA) : +628112141300
    INSTAGRAM : @his_seskoad

    See u brides and grooms to be!
    -HIS Wedding Venue Organizer-

    ReplyDelete