Selalu saja ada cerita seru
dibalik pengalaman pertama. Termasuk juga saat pertama kali ke luar negeri.
Tentunya bakal disertai dengan pengalaman-pengalaman seru yang bikin surprise, bikin terheran-heran, bikin shock, bikin makan ati, bikin senyum-senyum simpul, bikin getar-getir, ataupun yang bikin terkagum-kagum
hingga ane mesti jungkir balik sambil bilang wow. Ane menyebut pengalaman-pengalaman tersebut dengan istilah
“traveling shock”. Berikut traveling shock yang ane rasakan saat pertama kali
traveling ke negeri seberang.
Uang jutaan rupiah dituker dengan uang monopoli
Yang namanya ke luar negeri, kita
mesti mempersiapkan uang asing sesuai dengan mata uang yang berlaku di
negara-negara yang akan kita kunjungi. Salah satu tempat untuk menukar mata
uang tersebut adalah bank. Namun dari beberapa bank ternama yang ane datangi di
Kota Sukabumi, tidak satupun yang mempunyai mata uang yang ane butuhkan.
Setelah nanya ke teman ane yang bagian akunting, alternatif lain untuk jual
beli valas adalah toko emas. Yup, toko emas!
Saat mendatangi toko emas yang
dimaksud, ternyata mata uang yang ane butuhin semuanya ada. Wuiii..komplit juga
nih toko emas. Padahal sebelumnya ane kira toko emas itu cuma buat jual beli
emas doang. Namun toko emas tersebut meminta uang rupiah yang ane setorkan
haruslah dalam bentuk tunai. Alhasil, jadilah kantong ane tebal banget dengan
beberapa lembar uang rupiah. Setelah transaksi selesai, ane dikasih uang
ringgit, dollar singapur, dan yen sesuai dengan jumlah yang ane inginkan.
Ada 2 kejutan yang ane rasakan
saat itu. Pertama, uang rupiah super tebel dan banyak yang ane bawa, berhasil
dituker cuma dengan dengan beberapa lembar uang asing (gilaa..segitu murahnya
uang rupiah kita di mata internasional??). Kedua, saat memegang uang asing
tersebut yang pertama muncul dipikiran ane adalah: ini uang asli ga sih?
Soalnya modelnya mirip banget dengan uang permainan monopoli yang sering ane
mainkan waktu jaman SD dulu. Ane sempat beberapa kali konfirmasi ke penjaga
toko bahwa ini uang dijamin asli kan ya? Tidak puas dengan jawaban penjaga toko,
langsung ane berangkat buat nunjukin “uang monopoli” yang berhasil ane dapatkan
di toko emas tersebut ke beberapa teman ane yang sudah malang melintang di
dunia per-valas-an dan yang pernah ke luar negeri. Mereka mengatakan ya itu
memang uang asli. Tapi tetap saja rasa was-was berkecimpung di hati ane.
Uang monopoli buat bekal perjalanan ke Malaysia, Singapura, dan Jepang :D |
Setelah uang-uang asing tersebut
ane gunakan untuk transaksi di negara-negara yang bersangkutan, alhamdulillah
semua transaksi lancar. Uang asing tersebut sudah berhasil ane gunakan untuk
transaksi pembelian tiket kereta, beli kuliner, bayar penginapan, dsb. Tetapi
tetap saja setiap kali transaksi ane selalu saja terheran-heran, kok mau ya
mereka ini dibayar dengan uang monopoli?
Tips:
Bawalah uang asing dalam jumlah
yang pas, sesuai kebutuhan perjalanan agan. Jangan kebanyakan, dan jangan terlalu
sedikit. Hal ini selain untuk faktor keamanan, juga sekaligus untuk kenyaman selama
traveling.
Ini yang bener jam 10.30 atau jam 11.30?
Hal unik yang kita alami saat
bepergian ke luar negeri adalah adanya perbedaan waktu. Buat ane ini sudah
tidak terlalu mengherankan. Dimana jauh-jauh hari sebelum berangkat ane sudah
tahu bahwa antara Indonesia (WIB) dan Jepang itu beda waktu nya adalah sekitar
2 jam (Jepang lebih dulu). Tetapi tetap saja yang namanya pengalaman pertama
selalu saja bikin shock dan ketar-ketir, walaupun dengan dosis yang
berbeda-beda. Pengalaman pertama ini justru ane temui saat dalam perjalanan
Jakarta – Kuala Lumpur. Tepatnya ketika sedang berada di atas pesawat, saat menjelang
landing di Kuala Lumpur.
“Ladies & gentlement, sebentar
lagi pesawat akan mendarat di Kuala Lumpur International Airport, saat ini
waktu menunjukan pukul 11.30 (lebih kurang demikian translate ke Bahasa Indonesia
nya pengumuman yang disampaikan crew maskapai)”
Ane yang lagi asyik-asyiknya
ketiduran di pesawat, sempat kaget juga. Lho udah mau landing toh. Ane cek jam
tangan, baru jam 10.30. Perasaan tadi ane denger info dari Pak Pilot sekarang
udah jam 11.30. Kok bisa? Jangan-jangan jam tangan ane sudah habis batrenya nih?
Atau pengumuman nya yang keliru? Serta berbagai tanda tanya lainnya yang masih
berkecamuk di kepala ane. Sejenak ane kesampingkan dulu masalah jam ini, karena
ane sedang sibuk clingak-clinguk ke luar jendela, ke kiri dan kenan, secara
tempat duduk ane berada di posisi tengah-tengah. Karena ane paling senang
dengan pemandangan dari atas pesawat khususnya pada waktu take off dan
menjelang landing. Melihat bumi dari atas yang semakin membesar dan mengecil
itu indah banget gan.
Setelah berpikir sekian lama, barulah
korelasi alasan logis mulai muncul di pikiran ane. Plus nanya-nanya ke
penumpang sebelah untuk lebih memastikan. Akhirnya baru ane paham bahwa adanya
perbedaan waktu antara Jakarta dan Kuala Lumpur. Bedanya sekitar 1 jam, Kuala
Lumpur lebih dulu. Eh, kok bisa ya? Padahal kalau ane liat di peta, Kuala
Lumpur itu masih satu garis vertikal dengan Jakarta dan beberapa kota yang
menganut aliran waktu Indonesia bagian barat (WIB). Ehmm.. Namun demikian, bakal
menghadapi perbedaan waktu saat menjelang landing di dalam pesawat, masih
merupakan surprise tersendiri bagi ane.
Tips:
Biasakan segera menyetel ulang
jam tangan maupun jam ponsel agan dengan waktu setempat saat agan baru mendarat
di bandara. Ini untuk menghindari kesalahan waktu selama agan berada di luar negeri
sana. Ga lucukan, jika udah bela-belain ontime, eeh ternyata agan ketinggalan pesawat/kereta
yang udah berangkat 1 jam yang lalu :D
3 in 1 Country: Malaysia
Walaupun Indonesia lebih
heterogen penduduknya, tetapi tetap saja ane terheran-heran melihat “3 in 1
country”, Malaysia. Bagaimana tidak, disini terdapat 3 macam etnis yang sangat
kontras satu sama lain yaitu etnis Melayu, etnis China, dan etnis India. Etnis
Melayu yang ciri fisiknya mirip dengan penduduk indonesia bagian barat dengan
bahasa melayu nan khas dan mendayu-dayu. Etnis China dengan ciri fisik
putih-putih sipit. Dan etnis India yang berbadan besar, hidung mancung, dan
kebanyakan berkulit gelap. Ke semua nya menjadikan warna-warni tersendiri dalam
lingkup budaya Malaysia. Kalau dari perspektif ane, ane melihat hal ini seolah-olah seperti ada 3 negara dalam 1 negara -_-
Setelah ane perhatikan dengan
lebih seksama ternyata beberapa etnis ini membentuk suatu kelompok masyarakat
tertentu. Sebagai contoh etnis Melayu yang jumlahnya mayoritas, tersebar merata
diberbagai kalangan masyarakat, mulai dari pekerja kantoran, mahasiswa, penjaga
toko, dsb. etnis China, seperti kebanyakan orang China keturunan lainnya,
banyak mengisi posisi pengusaha kelas atas dan berbagai profesi dagang
lainnya. Sedangkan etnis India yang ane liat kebanyakan berada di profesi
pekerja bangunan, cleaning service, keneg bus, dan pekerjaan-pekerjaan kasar
lainnya. Tentu saja penilainan yang ane peroleh dari kunjungan singkat ke
negeri Jiran ini sangatlah subjektif jadi belum tentu benar. Oya, sebenarnya
ada satu “3 in 1 country lagi”, yaitu Singapura. Cuma bedanya kalau di Malaysia
dominan nya adalah etnis Melayu, sedangkan Singapura didominasi oleh etnis China.
Tips:
Jika agan nyasar di Malaysia,
maka saran ane lebih baik agan bertanya arah jalan prioritas kepada etnis
Melayu. Karena selain bahasanya lebih mudah dicerna, keramahan etnis Melayu
yang suka tolong menolong ini sangat mirip dengan keramahan budaya Indonesia
pada umumnya. Sebaliknya, ane pernah punya pengalaman tidak mengenakan saat
bertanya arah jalan. Pernah waktu itu ane bertanya arah jalan ke etnis China,
belum ngomong apa-apa, baru nyamperin doang dengan senyum yang tulus..eeh, ane
udah ditolak mentah-mentah dengan lambain tangan yang khas seperti orang yang
lagi nolak salesmen penyebar brosur, tanpa sedikitpun menoleh ke arah ane. Sedangkan
etnis India, sebelum nanya ane udah ketakutan duluan..karena aura nya syerem
bo’. Lagian kebanyakan orang etnis India ini tidak terlalu fasih berbahasa
Inggris. Penilainan ane sementara ini: orang Melayu ramah-ramah, orang China
cuek dan cenderung individualis, orang India sulit berbaur dengan etnis lain cuma
akrab bergaul dengan sesama etnisnya saja. Lagi-lagi ini subjektif lho yaa,
belum tentu akurat. Karena ane percaya setiap etnis tertentu pasti ada
kelebihan dan kekurangan nya.
Serba vending machine
Salah satu perbedaan kontras
antara negara maju dan negara berkembang adalah keberadaan vending machine. Hal
ini ane temui di Jepang. Mayoritas berbagai transaksi dilakukan dengan menggunakan
vending machine. Mulai dari pembelian tiket kereta, beli sofdrink, hingga pembelian
semangkok ramen pun dilakukan dengan vending machine. Tentu saja kehadiran
vending machine ini membuat kagok khusus
nya bagi orang-orang seperti ane yg tidak terbiasa menggunakan alat ini selama
di Indonesia. Alhasil, ujung-ujungnya ane selalu menghindari sedapat mungkin
vending machine ini. Jika ada pilihan bayar cash atau bayar via machine, maka
ane lebih memilih bayar cash. Jika hanya ada pilihan mesti bayar via machine,
maka ane urungkan niat untuk belanja. Kecuali kalau udah kepepet mesti pakai
vending machine, baru deh ane pelajari dengan sungguh-sungguh cara transaksinya.
Ada 2 faktor utama yang
menyebabkan ane menghindari vending machine. Pertama, vending machine ini
kebanyakan pakai bahasa Jepang, sama sekali ga ada pilihan bahasa Indonesia,
apalagi bahasa Minang. Kedua, ane masih trauma gan, soalnya beberapa vending
machine yang ane temui di Indonesia kebanyakan tidak berfungsi dengan baik,
alias macet. Terakhir kali ane perhatikan seorang pelajar usia SMA kesal
setengah mati gara-gara mau beli minum di vending machine minuman di salah satu
koridor busway di Jakarta. Uang udah dimasukin, eeh..minuman yang diinginkan ga
kunjung keluar. Mungkin dari segi nominal jumlah uang yang melayang ga jadi
masalah buat si anak yang bertampang tajir itu, tapi malu nya itu lho :p
Vending machine di Gotemba Premium Outlet. Pengen nyobain sih, tapi ga jadi, gara-gara keinget kejadian vending machine di koridor busway :D |
Tips:
Hindari kebiasan melipat uang
kertas, menggulungnya, meremuk-remukan, apalagi menulis puisi cinta, seperti yg
lazim kita temui pada uang kertas rupiah. Karena jika uang kertas tersebut
kusut sedikit saja maka akan ditolak oleh vending machine. Kalaupun perlu
dilipat, maksimal cukup satu lipatan saja.
Musim dingin nan cerah dan hangat
Merasakan bagaimana musim dingin
untuk pertama kalinya merupakan suatu sensasi tersendiri bagi ane yang sehari-hari
hidup di negara tropis yang hanya mengenal 2 musim saja: musim duren dan musim
liburan (lho?). Selalu saja perasaan dag-dig-dug muncul di piikiran ane: musim
dingin itu sedingin apa sih? Badan ane kuat apa ga? Trus apakah ada salju
dimana-mana? Trus salju nya banyak ga? Dan berbagai pertanyaan lainnya yg
muncul.
Persisnya, pertama kali ane menginjakan
kaki di Jepang adalah di Bandara Haneda, Tokyo. Namun angin musim dingin
pertama yang ane rasakan sudah dimulai semenjak ane masih di dalam pesawat, beberapa
menit menjelang landing di Bandara Haneda, sekitar jam 11 tengah malam. Benar-benar
dingin bo’. Langsung deh ane pakai jaket tebal. Namun setelah keluar dari
pesawat, selama di bandara ane tidak terlalu merasa kedinginan. Belakangan ane
baru tau, ternyata itu adalah berkat pemanas ruangan yang ditempatkan di semua
ruangan yang ada.
Setelah bermalam di bandara hingga
pagi hari menjelang, ane cukup surprise melihat matahari pagi bersinar begitu
cerah dan terik. Wah berarti ga terlalu dingin dong (pikir ane saat itu ketika
memperhatikan keelokan pemandangan pagi yang indah, cerah dan mempesona).
Jaketpun ane lepas, dan melenggang keluar bandara dengan baju kaos doang.
Dengan penuh percaya diri. Karena memang saat itu kondisi cuaca lagi cerah dan
hangat.
Pagi hari yang indah dan cerah di Tokyo |
Untuk keluar ruangan bandara ane
harus melewati beberapa eskalator. Terakhir ane mesti melewati pintu keluar yang
memisahkan antara bagian dalam dengan bagian luar bangunan. Model pintu nya
cukup unik karena pintu nya ada dua, alias double. Ditengah-tengah antara ke
dua pintu tersebut terdapat ruang kosong sekitar 1 – 2 meter (mungkin ini buat
semacam filter temperatur antara udara luar dan udara dalam kali ya?). Sempat
ane perhatikan tatapan heran beberapa orang yang ane lewati. Dari tatapan
tersebut bisa ane nilai begini kira-kira isi pikiran mereka: Ini orang gila apa? Pakaian nya kok gitu? Kayak
yang lagi musim panas saja. Ane sih cuek aja. Bodo amat.
Ketika membuka pintu keluar,
udara dingin nan segar langsung merasuk ke tubuh ane. Trus ane berjalan kaki ke
halte bus yang ane tuju. Baru sekitar 5 menit berjalan kaki, badan ane yang
tadi hangat dan baik-baik saja mendadak menjadi dingin. Jari-jari tangan dan
telinga mulai kaku. Udara yang ane hirup terasa mencekat. Tenggorokan dan bibir
ane jadi kering. Lho kok bisa? Kan terlihat cuaca nya begini cerah juga, kok
bisa dingin banget gini?
Pada saat itu ane jadi paham, ternyata yang nama nya
musim dingin yaa tetap aja dingin gan. Mau ada matahari apa ga, mau cerah apa
ga, yaa tetap aja...DINGIIIIN...brrrgh.. Langsung deh ane buru-buru pake jaket,
lengkap dengan kupluk, dan sarung tangan, sambil melambaikan tangan ke kamera.
Ane sudah tidak kuat nahan dinginnya pemirsah. _._!
Paspor adalah segala-galanya
Untuk ukuran orang yang
jarang-jarang ke luar negeri seperti ane, paspor adalah benda aneh dan asing.
Oleh karena itu semenjak ane punya paspor, benda tersebut selalu ane simpen di
tempat yang aman dan jauh dari jangkauan. Begitupun selama di perjalanan.
Ternyata strategi seperti ini salah besar gan. Yang benar itu tempatkanlah
paspormu ditempat yang AMAN dan MUDAH DIJANGKAU sewaktu-waktu. Kenapa? Karena
setiap saat paspor ini selau diminta untuk semacam proses klarifikasi dan
konfirmasi data agan. Mulai dari proses check in di bandara, saat keluar di
bagian imigrasi, saat check in penginapan, saat pembelian tiket bus, bahkan
untuk entri wisata pun adakalanya agan harus menunjukan paspor agan. Jadi
jagalah paspor agan dengan baik, karena ketika berada di negeri orang: paspor
adalah segala-galanya!
Tips:
Untuk keamanan dan kelancaran
perjalanan agan, bawalah money belt. Money belt ini semacam sabuk yg bisa agan
pasang didalam baju / jaket untuk menyimpan barang2 berharga seperti: uang,
handphone, dompet, kartu kredit, paspor, flashdisk dan kamera (memory card nya
doang tapi ya, kalau body kamera nya mah ga muat). Money belt ini juga
macem-macem bentuknya. Tapi terus terang ane ga terlalu suka make money belt
ini, karena model nya kolot banget dan kurang nyaman dipakai. Sebagai ganti nya,
ane lebih enjoy pakai mini bag, model tas samping yang super mini, pas banget
buat kebutuhan ane.
Ternyata gua ini turis di negara asing bro!!
Pernah liat orang Indonesia yang
terkagum-kagum dengan turis asing yang lagi traveling di Indonesia. Lalu
sebagian dari mereka akan berdecak kagum, teriak-teriak histeris, sampai-sampai
ada yang pengen kenalan dan minta foto bareng. Lalu kita sebut orang-orang
seperti ini orang udik?
Jangan salah loh gan. Ternyata ga
di Indonesia doang. Kejadian seperti ini juga ane alami sendiri di negeri
orang. Cuma beda nya, ane lah yang berada di posisi turis, merekalah yang
berada di posisi udik. Haa? What?? Tapi ane pikir yang seperti ini masih wajar
sih, asalkan tidak berlebihan. Ini semata-mata bukanlah karena mereka udik atau
kolot, tapi karena mereka menghargai tamu asing yang datang ke negara mereka.
Mungkin orang Indonesia pun juga gitu kali ya. We respect them because they were our guest in our country.
Pernah beberapa orang Jepang yang
ane temui berdecak kagum mendengar cerita perjalanan ane di Jepang, karena
mereka sendiri selama tinggal di jepang belum pernah mengunjungi ke 7 kota
besar yang ane kunjungi itu. Ada yang berpendapat Indonesia adalah negara yang
cantik, dan pengen banget satu saat bisa ke sana. Juga pernah ada yang berusaha setengah
mati berdialog dengan bahasa Inggris terbata-bata cuma untuk menanyakan apa
kabar dan obrolan-obrolan ringan lainnya. Bahkan ada juga cewek jepang yang minta
foto bareng dengan ane :D
With my Japanese friend, Ranna. How are you there Ranna? Nice to meet you :) |
Dibalik tampang cuek dan juteknya orang Jepang.
Nah ini nih kejutan lain yang ane
temui. Kalau dilihat dari luar, orang Jepang itu terlihat cuek, jutek, ga
banyak omong, individualis, dan kurang bersahabat. Di kendaraan umum kebanyakan
mereka cuma diem, baca buku, mainin gadget, atau tidur. Kalau jalan kaki di
stasiun, di pasar, di pinggir jalan, liat nya cuma lurus ke depan, sambil berjalan
dengan ritme yang cepat. Pokoknya kelihatan mereka itu seperti egois banget, ga
peduli dengan keadaan sekitar.
Eits, jangan salah dulu gan. Penilaian
tersebut bisa jadi berubah 180 derajat ketika agan ngobrol dengan penduduk Jepang.
Ternyata setelah kita ajak ngobrol, sekedar untuk menyapa ataupun bertanya arah
jalan, rata-rata mereka pada baik kok dan bersedia membantu kita. Saking
serunya berinteraksi dengan orang Jepang, rencana akan ane rilis tulisan
khusus tentang ini. Insyaallah akan segera launching. Draftnya udah ada
kok..hehe
Most beautiful moment in Sendai
Hingga hari ke 5 menempuh
perjalanan musim dingin di beberapa kota di Jepang, ane benar-benar melupakan
sosok yang bernama salju. Kalau soal dingin sih iya, tiap hari kepikiran terus,
soalnya dimana-mana serba dingin. Tapi kalau salju? Ane belum pernah liat.
Sampai suatu ketika, saat ane baru menginjakan kaki di kota Sendai. Pas waktu
turun dari bus willer express. Celingak-celinguk ke sana kemari, ga tau arah. Karena
kemana pun mata memandang semua terlihat asing bagi ane. Boro-boro nyari rumah
makan Padang, wong tulisan petunjuk jalan ataupun label pertokoan ga ada satupun
yang ane paham. Semua serba tulisan Jepang. Dan saat insting membawa ane untuk
menyebrang jalan, pas saat itulah muncul momen paling indah dalam hidup ane.
Tepat turun ketika posisi ane lagi menyebrang di tengah-tengah jalan.
Ga tau kenapa tiba-tiba suasana
terasa damai, tentram, dan indah. Selama beberapa detik ane masih belum sadar
apa yang terjadi. Detik berganti menit. Lambat laun ane baru nyadar, ko ada
sesuatu yang turun dari atas. Pas ane liat dari atas ga ada pohon, jadi ga
mungkin ini serbuk kembang sari bunga yang berjatuhan. Lalu mulai deh ane
tangkapin butiran-butiran halus itu satu persatu. Pertama sekali ane pikir itu
adalah butiran-butiran kapas. Lalu kapas dari mana?
Bingung mikirin kapas misterius,
campur bingung nyari arah jalan, plus campur bingung mikirin boking tiket bus untuk
balik ke Kyoto buat nanti malam, membuat otak ane start up dan loading sedikit
lebih lama. Saat enjoy menikmati kesahduan sore itu, saat makin banyak “butiran
kapas” halus yang turun, saat itulah jembatan-jembatan korelasi analisis di
otak ane memberikan suatu hipotesis yang cenderung lebih masuk akal: inikah
yang nama nya salju? Yup, setelah beberapa butiran kapas yang ane tangkap ane
remukkan di tangan barulah ane bisa mengambil kesimpulan dari hipotesis ane: ini
salju mas brow!!. Yup ini salju. Saljuuuuw...!! Wooaa..maaaak..akhirnya ane
ketemu salju..horraaayy..!! Dan inilah hujan salju pertama dalam hidup ane.
Begitu indah dan romantis.
Lagi asyik-asyiknya menikmati
“gerimis” salju yang turun , eh ternyata “gerimis” salju nya udah hilang lagi.
But, whatever, I never forget this special moment. One of most beautiful moment
ini my life. Just like an opening performing dance said: “welcome to sendai”.
Arigatogozaimasu Sendai!
Pernah denger bahasa Inggris nya orang Singapura?
Hal unik yang pasti kita temui
ketika berkunjung ke luar negeri adalah soal perbedaan bahasa. Pun jika
sama-sama berbahasa Inggris, pasti saja ada perbedaan dan ciri khas tertentu
dari segi struktur bahasa, intonasi, logat ataupun aksen nya. Di Malaysia misalnya,
bahasa Inggris dan bahasa Melayu campur aduk jadi satu. Contoh: “Batu Caves”,
dibaca: batu keifs (satu pakai bahasa Melayu, satu lagi pakai bahasa Inggris).
Di Jepang beda lagi, pengucapan istilah dalam bahasa inggris bisa saja berubah
mengikuti lidahnya orang Jepang. Contoh: “McDonald”, dibaca: makudaru. Cuma
kedua negara ini buat ane termasuk masih mudah dipahami cara komunikasinya.
Di Malaysia sedikit terbantu, karena bahasa Melayu mirip dengan bahasa Indonesia.
Sedangkan Jepang, meskipun bahasa Inggris nya sulit dipahami, mereka setiap
berbicara selalu diikuti oleh gerakan-gerakan tubuh agar lawan bicaranya
menjadi lebih paham. Atau yang biasa kita kenal dengan istilah "bahasa tarzan".
Namun yang paling aneh dan bikin ane shock adalah ketika berbicara dengan orang
Singapura.
Suasana di Bandara Changi Singapura yang dipenuhi dengan taman serta berbagai fasilitas unik dan atraktif |
Jadi ceritanya saat ane baru
nyampe di Bandara Changi, ane nyamperin tempat nge-charge untuk isi ulang batre
hp dan powerbank ane yg udah sekarat. Sambil nungguin hp, iseng-iseng ane nyapa
dan ngajak ngobrol seorang bapak-bapak di sebelah yang juga lagi nungguin hp
nya. Waduh itu bener-bener dah, obrolan yang keluar dari mulut bapak ini
sangat-sangat sulit ane pahami. Dia ngomong nya pakai bahasa Inggris, campur
bahasa Melayu, dengan struktur bahasa yang kebolak-balik. Trus yang bikin makin
sulit, aksen nya itu lho, pakai aksen China (kelihatan dari ciri fisiknya bapak
ini terlihat seperti keturunan etnis China, putih-putih sipit gitu). Alhasil,
dari 10 kata yang dia ucapkan hanya sekitar 3 kata yang ane ngerti, dari 10
kalimat yang dia ucapkan hanya sekitar 3 kalimat yang bisa ane tangkap
maksudnya. Tapi melihat keseriusan dan kesungguhan bapak itu dalam
berkomunikasi dengan ane, ane jadi empati dan turut mendengarkan dengan penuh
kesungguhan juga. Mungkin ilmu ane lah yg masih kurang dan mesti banyak-banyak
belajar lagi soal bahasa Singapura :D
Demikian beberapa kejutan
yang ane temui saat pertama kali traveling ke luar negeri. Sebenarnya masih
banyak kejutan-kejutan lain yang ane rasakan. Tidak mungkin ane tulisin semua
disini, ntar kepanjangan..hehe.. Tentunya tiap orang punya “traveling shock”
nya masing-masing. Lalu apa “traveling shock” yang pernah agan rasakan??
Yuuu..share di sini.. ^_^
Kurang lama serunya perjalanan yg jepang, mskipun ada yg tulisan yg terpisah ttg jepangnya.. tetep aj yg pling seru mah di jepangnya.... god job lah, bikin pgn tris baca sampe akhir.... 😄😄😄😄
ReplyDeleteEh ada pembaca setia nih..hehe
DeleteIni lg nyobain latihan bbrp gaya penulisan dulu nih cerita nya.
Ok, siip, tenaaang, crita ttg jepang msh bnyak kok, yg ini mah baru kulit2 nya aja, pantengin terus yaaahh :D
Mksh teh esih :)
ehehehe betul kalo kita luar negeri suka lupa kalo kita ternyata turis asing
ReplyDeleteditunggu kedatangan nya di blog ku ya mas, terima kasih.
Nah itu..hehe..makasih fedback nya gan. Siiplah, udah ngintip barusan, blognya bagus, spontan & informatif.
DeleteThanks :)
KEREN! Nice sharing! Tapi travelling lebih asyik kalo menguasai bahasa inggris kayaknya deh?! Kita bisa dapat informasi lebih lanjut mengenai segala hal yang kita perlukan di sana lewat penduduk lokal.
ReplyDeleteIzinkan kami numpang lapak, memberi alternative bagi pembaca ya :)
Ingin meniti karir di luar negeri?
ATAU punya IPK 3.0, lulusan S-1 semua jurusan & dibawah 35 tahun?
Kami menjamin anda untuk memperoleh IELTS 7.5 & mendapatkan beasiswa 100% di luar negeri. 3000+ alumni sejak 1996, kuliah di 4 benua.
Untuk tes institusional IELTS gratis & info beasiswa: 0813 1663 4102
Mangga gan.
ReplyDeleteThanks :)
kren
ReplyDeleterental mobil
wkwkwk lucu banget kak pengalamannya haha. aku juga pingin jadi turis asing di Maldives nih, pake paket open trip ke Maldives heehe
ReplyDeleteDear brides and grooms to be
ReplyDeleteSalam hangat dari HIS Seskoad Grand Ballroom Bandung.
Kami dengan bangga mempersembahkan venue terbaru kami yaitu “HIS Seskoad Grand Ballroom”, Gedung seskoad yang berletak strategis nan mewah yang menjadi favorit para calon pengantin ini kini berada di naungan HIS, untuk itu fasilitas yang terdapat di gedung seskoad grand ballroom kini berstandard seperti gedung HIS lainnya, “Ballroom full karpet eksklusif, AC, Lampu Kristal, dan design ruangan yang elegan&mewah”. Selain gedung, kami juga bekerjasama dengan banyak pilihan vendor ternama di Bandung, mulai dari catering, busana&MUA, dekorasi, music & entertainment, fotografi&videografi, MC, wedding car, hingga pelayanan yang kami miliki untuk membantu calon pengantin dari awal sampai akhir yaitu, Wedding Public Relations, Wedding Planner, dan Wedding Executor. Dengan sistem “One Stop Wedding Service”, Kami pastikan akan memberikan pelayanan terbaik dalam membantu dari awal hingga di hari Bahagia akang teteh
Untuk itu kami mengundang akang teteh calon pengantin, untuk datang ke pre-launching HIS Seskoad Ballroom kami, dan segera dapatkan HARGA PRE-LAUNCHING yang pasti akan sangat worth it dengan fasilitas dan pelayanan yang kami berikan serta BONUS FANTASTIS! untuk akang teteh calon pengantin Cuma di HIS SESKOAD GRAND BALLROOM.
For more info and detail call :
Wedding Public Relations HIS Seskoad Grand Ballroom
Jl. Gatot Subroto No. 96 Bandung.
TELP & (WA) : +628112141300
INSTAGRAM : @his_seskoad
See u brides and grooms to be!
-HIS Wedding Venue Organizer-