Monday, April 11, 2016

Ramen Museum



“Hari ini kita explore Yokohama gimana bro? Nanti kita bisa ke Ramen Museum. Ketemu di stasiun shin-yokohama jam 10 pagi.” Sebuah chat yang ditunggu-tunggu akhirnya masuk juga ke ponsel ane beberapa saat ketika ane menginjakan kaki di Jepang (baca: baru mendarat di bandara Haneda). Beberapa hari sebelumnya ane sudah ngontak temen-temen ane yang berada di Jepang, buat nyari-nyari informasi, minta petunjuk, dan minta arahan. Beruntungnya temen ane yang satu ini berbaik hati mau meluangkan waktu untuk ber-silahturahim dengan ane di negeri sakura sana. Untuk masalah tempat dan rute ane serahin sepenuhnya ke dia. Awalnya ane mengira kita akan reunian di Tokyo, namun ternyata Yokohama-lah yang menjadi tempat tujuan kami. Ini sekaligus menjadi kota pertama yang akan ane explore di Jepang. Lanjuuut :D


Naik kereta di halte bus

Stasiun shin-yokohama? Dimana pula itu? Ane yang baru saja landing di Haneda langsung kelimpungan, nanya-nanya ke bagian informasi bandara. Sebenarnya temen ane udah ngebantu dengan ngasih screnshot rute-rute kereta dari Haneda ke Shin-Yokohama. Apa daya, ane tetap nge-blank karena belum pernah sekalipun naik kereta di Jepang. Tiket pun akhirnya ane pesan, untuk keberangkatan dari Haneda jam 08.55, sampai di stasiun shin-yokohama jam 09.40. Kala itu ane sempat menikmati sejenak suasana terik matahari pagi di balik dinding kaca bandara. Betapa cerah dan indah  nya pagi itu. Ane lirik sekilas jam tangan, udah hampir jam 8 pagi. Waktunya bergerak!

View pemandangan winter nan cerah dari balik dinding kaca bandara


Ketika keluar dari bandara menuju stasiun kereta yang dimaksud ane sempat bingung. Rute yang ane lewatin adalah melulu rute jalan aspal, ga ada satupun penampakan rel kereta ataupun tanda-tanda stasiun kereta. Nah lho? Setelah beberapa menit berjalan kaki, akhirnya ane menemukan satu-satu nya petugas penjaga yang lagi stand by di sebuah halte bus, rela berdingin-ria di luar sana demi menjalankan tugasnya. Eeh bukannya makin ngerti, justru malah bikin ane makin bingung. Petugas tersebut ngomongnya full pakai bahasa jepang, sama sekali ga bisa bahasa inggris. Sebaliknya ane ngomong pake bahasa inggris, sama sekali ga bisa bahasa jepang. Alhasil terjadilah komunikasi alot dua bahasa yang ga nyambung-nyambung antara ane dan petugas. Hingga keluarlah bahasa persatuan kita bersama: bahasa tarzan! Berkat anggukan mantap dari petugas tersebut ketika ane menyebutkan kata “shin-yokohama” dan menunjukkan waktu keberangkatan yang tertera di tiket, akhirnya ane pasrah menunggu saja disana. Walaupun ane masih bingung dengan semua kondisi kejadian pagi ini @_@

Tepat 3 menit menjelang waktu keberangkatan yang tertera di tiket, datanglah sebuah bus di halte tersebut. Dengan bahasa isyarat yang mantap, petugas mempersilahkan ane naik ke bus tersebut. Bersyukur banget di dalam bus akhirnya ane menemukan sosok orang kedua buat konfirmasi tujuan ane: sopir bus! Sayang sekali sopir bus nya juga ga bisa ngomong bahasa inggris, semua serba bahasa jepang...huaaaa...T.T Tepat jam 08.55 bus berangkat. Tidak ada penumpang lain, hanya ane sendirian di dalam bus. Waktu itu penjelasan yang paling masuk akal dipikiran ane kira-kira seperti ini: ini bus hanyalah semacam kendaran penghubung saja antara bandara ke stasiun kereta, jadi nanti ane mesti siap-siap nyambung naik kereta lagi ke shin-yokohama. 

Sepanjang perjalanan dari Haneda


Setelah hampir 1 jam berada di dalam bus dan sampai di shin-yokohama, ane baru sadar ane telah kejebak mentah-mentah! Yang ane beli tadi bukanlah tiket kereta pemirsah, tapi itu adalah tiket bus langsung haneda – shin-yokohama. Karena memang ada dua jalur alternatif transportasi yang bisa digunakan: jalur kereta dan jalur bus. Namun sesuai tanggapan dari temen ane, justru ane beruntung milih naik bus karena lebih cepat dan lebih praktis, dibandingkan kalau naik kereta itu lebih ribet rutenya, ane mesti nyambung-nyambung. Mesti naik-turun sekitar 2-3 jalur kereta, Belum lagi jika dapet bonus nyasar, bisa muter-muter tujuh keliling tuh..wakwkwk.. Hmm, pilihan bagus yang tidak disengaja. Syukurlah kalo begitu :)

Shin-Yokohama.

Inilah kali pertama ane merasakan suasana hiruk-pikuk di salah satu stasiun kereta di Jepang. Semua orang jepang rata-rata jalan kaki nya pada ngebut gan. Sewaktu jalan ngelihatnya cuma lurus ke depan dan ga banyak ngobrol ngalor-ngidul. Kelihatan orang-orangnya pada cuek dengan kondisi sekitar. Jangan kaget jika tiba-tiba agan berhenti cuma buat ngebenerin tali sepatu misalnya, agan bisa saja ketabrak (baca: ditabrak) sama orang lain yang lagi melaju dengan kecepatan tinggi..(pengalaman pribadi..hehe..). Setelah beberapa menit menunggu di exit gate sambil menikmati suasana stasiun, akhirnya temen ane datang juga. Waktu nya berangkat! :D

Portal stasiun shin-yokohama


Dari stasiun shin-yokohama, kami tinggal berjalan kaki ke Ramen Museum. Selama perjalanan ane benar-benar surprise dengan kondisi tata kota disana. Benar-benar amazing. Agak sulit sebenarnya untuk digambarkan dalam bentuk kata-kata. Kesan yang ane rasakan waktu itu: kota ini benar-benar rapi dan teratur. Sepanjang jalan benar-benar bersih, bebas dari sampah berserakan. Yang bikin ane takjub selain dari segi tata kota yang serba teratur, warna-warna bangunan pun sepertinya juga di atur sedemikian rupa. Warna bangunan disana ga jauh-jauh dari warna abu-abu (seperti batu kali), warna krem (seperti pasir pantai), warna coklat muda (seperti tanah), warna merah bata (seperti batu bata) dan warna-warna alam lainnya. Jadi memperhatikan bangunan disana, seolah-olah bangunan-bangunan tersebut seperti menyatu dengan alam. Ga ada satu bangunanpun tampil dengan warna nyentrik yang menyolok mata. Pemandangan yang sama juga ane temui diberbagai area kota disepanjang rute yang ane lalui di Yokohama. Benar-benar tata kota yang indah :)

Shin-Yokohama (1)

Shin-Yokohama (2)

Shin-Yokohama (3)

Ramen Museum

Ane bukanlah kategori orang yang senang jalan-jalan ke museum. Namun nama yang satu ini terus terang menggelitik rasa penasaran ane. Konsep bisnis wisata yang disajikan sangat unik, menggabungkan antara konsep edukasi (museum) dengan konsep kuliner (ramen). Kreatif abis!


Ramen Museum tampak depan [pict: gaijinlife.wordpress.com]

Entri Ramen Museum [pict: jalan2kejepang.com]
Di ramen museum ini dipamerkan berbagai macam ragam kuliner ramen terbaik dari seluruh pelosok Jepang. Ane baru tau ternyata ramen itu macem-macem gan, banyak jenis nya. Konsep interior bangunan pun dirancang sedemikian rupa menyesuaikan dengan kondisi nilai historis ramen di jaman nya. Berada di area ini serasa berada di zaman jepang tempo doeloe.

Ramen Museum (1) [pict: jalan2kejepang.com]

Ramen Museum (2) [pict: jalan2kejepang.com]

Ramen Museum (3) [pict: jalan2kejepang.com]


Di pamerkan juga informasi sejarah ramen mulai dari sejarah ramen versi jadul banget, versi setengah jadul hingga versi modern. Berkat baca-baca tulisan di setiap stand yang ada, pemahaman ane mengenai ramen pun semakin bertambah tetap nge-blank. Tetap aja ane ga ngerti apa-apa tentang ramen, karena mayoritas semua informasi ditulis dalam bahasa Jepang. *hammer*


Varian Ramen terbaik dari berbagai penjuru Jepang [pict: jpninfo.com]


Jajanan Ringan Tempo Doeloe

Walaupun topiknya ramen, kenyataannya tidak semua stand melulu berisi ramen. Salah satu stand menarik perhatian ane. Stand tersebut berisi beragam jajanan jepang tempo doeloe. Semua dikemas dalam kemasan unik dan menarik. Ingin rasanya membeli salah satu jajanan, namun ane mesti berhemat. Ga lucu kan baru hari pertama ane sudah kehabisan uang saku. Lagi pula dari berbagai informasi yang ane dapetkan: beli jajanan jepang mesti hati-hati, karena banyak olahan nya memakai gelatin dari bahan non-halal (apalagi jajanan yang manis-manis). Ane harus puas hanya dengan windows shoping saja tanpa membeli satupun jajanan tersebut.

Jajanan ringan Jepang versi tempo doeloe (1) [pict: jalan2kejepang.com]

Jajanan ringan Jepang versi tempo doeloe (2) [pict: jalan2kejepang.com]

Jajanan ringan Jepang versi tempo doeloe (3)[pict: jalan2kejepang.com]

Jajanan ringan Jepang versi tempo doeloe (4) [pict: jalan2kejepang.com]


Undian nasib

Ketika berjalan di area tangga, terdapat suatu keramain yang cukup heboh. Ada satu stand mini yang lagi dikerubutin beberapa pengunjung. Sempat memperhatikan dengan seksama, namun ane tetap saja ga ngerti itu apaan. Teman ane pun memberi penjelasan bahwa itu adalah semacam kotak untuk meramal nasib. Bagaimana cara kerja nya? Masukin sejumlah yen ke dalam kotak, lalu agan berhak mengocok satu undian yang (katanya) menentukan nasib keberuntungan agan hari itu. Iseng-iseng ane ikut nyobain deh. Dan keluarlah salah satu kertas ramalan nasib ane. Namun setelah menelaah dengan seksama, teman ane yang udah beberapa tahun tinggal di Jepang pun angkat tangan, kesulitan buat ngartiin tulisannya. Katanya itu bahasa Jepang tingkat tinggi..wuuiiii.. Ya sudahlah, lagian ane ga percaya dengan yang namanya ramalan nasib kayak begituan.

Barangkali ada yang bisa mengartikan tulisan ini ? :D

Kripik Opak Rasa Baiboi

Di salah satu lantai (kalau ga salah lantai paling atas), terdapat satu stand khusus tempat jualan berbagai oleh-oleh dan souvenir bagi pengunjung. Lagi-lagi ane mesti puas cuma dengan melihat-lihat saja. Ngirit bro..haha.. Cuma muter-muter sana sini sambil berharap ada semacam tester gratis yang bisa ane coba di sini.

Ramen museum souvenir shop [pict: jalan2kejepang.com]
Ga disangka, ada seorang pelayan toko yang menawari “kripik ramen”. Bentuk nya mirip dengan opak yang banyak dijual di Indonesia. Tiba-tiba temen ane nyamperin, nanya ane lagi makan apa? Dengan bangga ane perlihatkan kripik ramen di tangan, sambil nunjukin kalau mau ngambilnya di sebelah sana tuh gratis. Sambil berbisik halus temen ane mengingatkan itu kan dari ramen bro. Trus kenapa emangnya kalau dari ramen? Lah ramen kan mengandung baiboi bro. Astagfirullah ane lupa, langsung secara reflek ane mau ngeluarin makanan dari mulut ane. Tapi ane tahan dulu hingga menjauh dari stand tersebut baru dibuang (ini sesuai arahan dari teman ane, untuk menjaga kesopanan, agar pelayan toko tidak tersinggung dan salah persepsi). Duh, seumur hidup baru kali ini ane makan kripik opak  rasa baiboi _._!

Vegetarian Ramen

Tidak lengkap rasanya berkunjung ke Museum Ramen tanpa mencicipi ramen nya. Namun perlu diperhatikan mayoritas ramen mengandung bahan dari baiboi (pork), jadi mesti diwaspadai ke-halal-an nya. Sesuai arahan di brosur, kami bisa memilih dan menentukan ramen mana yang pake pork, ramen mana yang tidak pake pork (ada logo gambarnya di brosur). Sesuai kesepakatan bersama temen ane, akhirnya kita sepakat memilih ramen tanpa pork. Satu-satu nya pilihan tersisa yang menurut kami paling aman untuk dicicipi adalah vegetarian ramen alias ramen sayuran.

Namun memilih ramen di brosur tidaklah semudah memilih stand ramen di dunia nyata. Keberhasilan memilih ramen di brosur tidak serta merta membuat kami berhasil mendapatkan ramen tersebut dengan mudah. Makin enak dan terkenal stand nya, maka makin rame pembeli/pengunjung di stand ramen tersebut. Antriannya gilaaa, panjang bangeet, bisa-bisa ngantri selama 1-2 jam lebih. Duh, kalau kayak gini bisa-bisa separuh waktu perjalanan ane di Yokohama cuma habis buat ngantri di stand ramen doang. Akhirnya kita sepakat buat beli ramen di stand ramen yang paling sepi aja, yang antriannya paling pendek. Di stand yang kami pilih ini kami hanya ngantri sekitar setengah jam saja.


Stand ramen yang kami pilih



Setelah ngantri dan memasukan sejumlah uang di vending machine, semangkok ramen pun akhirnya mendarat di meja ane. Namanya aja sih yang ramen sayuran, tapi kenyataannya ane ga nemuin sebutir sayuran pun didalam mangkok, kecuali beberapa irisan daun bawang (jika itu dimasukan dalam kategori sayuran). Benar-benar ramen polos tok, tanpa aksesoris apapun. Belakangan ane baru tahu bahwa istilah ramen vegetarian ini hanya untuk membedakan bahwa menu ini tidak mengandung bahan-bahan hewani. 

Vegetarian ramen

Rasanya cukup enak dan unik. Yang enak banget tuh mie nya. Kalau bumbunya sih kurang begitu familiar di lidah ane. Rasanya agak-agak flat gitu. Sempat bikin lidah ane salah tingkah dan mati gaya segala. Mie ramen yang ini rasanya beda jauh dengan kebanyakan mie ramen yang di jual di “warung-warung ramen ala jepang” yang ane temui di Indonesia. Hal unik yang lazim ditemui di “warung-warung ramen ala jepang” di Indonesia: kita bisa memilih beberapa opsi kepedasan mulai dari level 1 (sedikit pedas) hingga level 10 (paling pedas). Namun tidak demikian dengan Ramen Museum. Alih-alih level pedas, kita cukup dihadapi dengan pilihan level ketebalan mie (dari yang paling tipis hingga paling tebal) dan level kekentalan kuah (dari yang paling ringan hingga paling kental).


Rincian Biaya
Berikut ane lampirkan rincian biaya ane


Tips Menggunakan Akses Wifi Gratis di Jepang

Bagi sebagian orang akses internet sudah menjadi salah satu kebutuhan penting dalam melakukan perjalanan. Untuk itu perlu rasanya ane share tips mengenai akses internet ini. Buat agan yang ga mau ribet dan rela membayar lebih, maka agan bisa membeli paket akses internet dengan berbagai pilihan. Kebetulan saat trip kemaren ane udah bertekad ga akan mengeluarkan budget lagi buat akses internet (demi mangkas anggaran perjalanan). Konsekuensinya, kita mesti pinter-pinter manfaatin akses internet gratis. Walaupun kadangkala agak sedikit repot juga sih..hehe..

Jika agan jeli, dan mau sedikit berusaha, maka agan bisa menikmati akses wifi gratis yang tersebar di berbagai tempat di Jepang, antara lain sebagai berikut:
·        Bandara
Setau ane semua bandara internasional di Jepang sudah dilengkapi dengan fasilitas wifi gratis. Cara nya lebih kurang sebagai berikut: minta kode password untuk login wifi gratis ke bagian informasi, lalu agan registrasi dulu ke web-nya pake alamat email, lalu setelah login agan bisa pakai akses wifi gratis itu selama berada di area bandara. Biasanya kalau sudah lebih dari 10 menit tidak digunakan maka akses wifi nya akan ke blokir otomatis, untuk mengaktifkan maka agan mesti login ulang.
·        Stasiun kereta
Sayang sekali ane baru ngeh kalau di stasiun bisa akses wifi gratis setelah melalui beberapa hari perjalanan di Jepang. Cara nya hampir sama seperti di bandara, agan mesti tau pasword buat loginnya terlebih dahulu (bisa minta ke bagian informasi atau suka ada di brosur-brosur yang dijajakan di area stasiun). Oya buat urusan registrasi lebih baik agan pake alamat email yang singkat, karena durasi registrasi nya cepat banget. Pernah waktu itu di stasiun kereta di Sendai ane gagal mutlak tiap kali melakukan registrasi online, gara-gara ngetik hurufnya kelamaan pake ponsel touchscreen T.T Jika agan punya alamat email yang terdiri dari 3 huruf doang, maka itu lebih baik :D
·        Hostel / guest host
Yang paling praktis dan paling enak adalah make akses wifi gratis di hostel atau guest host atau apapun nama tempat penginapan nya yang termasuk golongan penginapan low budget buat para backpacker ataupun para budget traveler. Agan tinggal masukin password doang tanpa harus registrasi pake email segala (minta pasword ke bagian resepsionis). Akses internet nya juga lancar dan kenceng banget. Akses internet tersebut bisa agan pake selama masih berada di kisaran area penginapan. Sebaliknya justru penginapan kelas atas (hotel) biasanya tidak dilengkapi dengan fasilitas wifi gratis seperti ini
·        Minimarket / convinient store
Agan bisa internetan gratis sambil mejeng di depan minimarket atau convinient store seperti lawson, 7-eleven, dsb. Kebalikan dari wifi hostel, wifi gratis di minimarket ini tidak butuh password. Agan hanya perlu registrasi terlebih dahulu pake alamat email doang, dan ada beberapa biodata yang mesti diisi. Namun dibandingkan yang lain, make akses wifi gratisan di minimarket ini adalah yang paling-paling-super ribet buat ane. Karena proses regristrasi nya semua pake bahasa jepang. Ane gagal make fasilitas ini, setelah nyobain berkali-kali (walaupun sebelumnya temen ane pernah ngajarin langkah-langkah nge-klik menu nya satu persatu).

Dan diberbagai tempat wisata yang tersebar di seluruh Jepang. Salah satu nya ramen museum ini, agan juga bisa akses free-wifi.

Buat agan-agan yang ingin mengetahui info lebih lanjut mengenai ramen museum bisa baca-baca di website nya di link berikut: 
http://www.raumen.co.jp/english/

Artikel terkait lainnya seputar Yokohama bisa agan baca di tulisan ane berikutnya disini:
1.      Ramen Museum
2.      Jalan Kaki Keliling Yokohama, seru!
3.    Sail Training Ship Nippon Maru & Yokohama Port Museum (masih draft gan :D)
3.      Yamashita Park (yang ini juga masih draft gan :D)






No comments:

Post a Comment